Mohon tunggu...
Anah Muqaromah
Anah Muqaromah Mohon Tunggu... Mahasiswa

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi Kelompok Wanita Tani Desa Margacinta Dalam Pemanfaatan Lahan Pekarangan Untuk Hidroponik

21 Agustus 2023   21:03 Diperbarui: 21 Agustus 2023   21:08 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi

Mahasiswa KKN-Tematik IPB University 2023 telah melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pertanian Modern dengan tema "HIDRO-ASIK (HIDROPONIK ASYIK) Tanam Seru - Panen Seru". Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai pertanian modern yang berkelanjutan sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan pangan, menjadi salah satu upaya dalam pemanfaatan lahan pekarangan secara vertikal, serta meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengembangan usaha pertanian hidroponik sebagai sumber penghasilan tambahan. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di Balai Dusun Cibunian, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran pada (Jumat, 21/07/2023).

Saat ini menanam dengan sistem hidroponik adalah alternatif yang tepat untuk mendapatkan sayuran  dan  buah-buahan di lahan yang sempit atau terbatas. Hidroponik bisa dilakukan di lahan terbatas seperti pekarangan rumah (Rakhman et al. 2015). Menurut Roidah (2014) bahwa sistem hidroponik memiliki banyak keuntungan, diantaranya adalah tanaman hidroponik dapat dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas misalnya di atap, dapur atau garasi, selain itu perawatan tanaman pada sistem hidroponik lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol. Sistem hidroponik cocok untuk dipraktikkan di Desa Margacinta mengingat semakin sempitnya lahan pertanian. Kegiatan sosialisasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya sayuran dengan sistem hidroponik dilakukan sebagai upaya mengatasi permasalahan sempitnya luas lahan yang dimiliki oleh suatu rumah tangga, sementara setiap rumah tangga memiliki ketergantungan ketersediaan sayuran sebagai sumber gizi keluarga kepada ketersediaan sayuran di pasar.

Dalam program ini, mahasiswa memberikan sosialisasi mengenai pengertian singkat dari hidroponik, macam-macam sistem pembuatan hidroponik seperti sistem wick, rakit apung, NFT, EBB & FLOW, aeroponik, dan irigasi tetes. Namun, pada program ini mahasiswa berfokus ke pembuatan sistem wick yang tergolong mudah dalam pemenuhan alat dan bahan, waktu pembuatan juga singkat dengan langkah yang sederhana, serta cocok bagi pemula. Kemudian mahasiswa menggunakan media buatan berupa bak nutrisi, tutup bak impraboard, net pot bersumbu, dan rockwool yang didukung oleh pupuk AB mix, suntikan nutrisi 10 ml, dan TDS meter. Pembuatan sistem wick ini dimulai dengan penyemaian benih selama 7 hari, lalu membuat larutan nutrisi dalam wadah dan meletakkan bibit yang telah disemai pada netpot bersumbu, kemudian susun di atas tutup impraboard, netpot harus dipastikan menyentuh air nutrisi. Setelah itu, hidroponik dijemur di bawah matahari penuh dan tidak boleh terkena hujan. Pada perawatan tanaman dibutuhkan kontrol air dan nutrisi. Jika larutan telah mengalami penyusutan, segera tambahkan kembali air dan nutrisi dari pupuk. Panen tanaman hidroponik bisa menyesuaikan dari perkiraan umur dan jenis tanaman (rata-rata umur tanaman >30 hari). 

Sumber: Dokumentasi pribadi
Sumber: Dokumentasi pribadi

Selain mengadakan sosialisasi, mahasiswa juga mengajak KWT (Kelompok Wanita Tani) disana untuk mempraktikkan langsung bagaimana membuat hidroponik dengan sistem wick. Mulai dari cara penyemaian benih kangkung, bayam, dan pakcoy, kemudian pindah tanam bibit kangkung ke dalam net pot bersumbu, dan cara perawatan dari tanaman hidroponik secara berkala. Ibu Tuti selaku Ketua Kelompok Wanita Tani menerangkan, "Kami sebagai petani wanita menyadari bahwa ada keterbatasan dalam pemanfaatan waktu kerja kami di sawah karena selain ke sawah, kami juga mengurus rumah tangga. Kalau kami bisa memanfaatkan hidroponik di pekarangan rumah, kami tidak perlu ke sawah untuk menambah penghasilan bagi keluarga. Melalui program KKN IPB ini, kami jadi bisa mengenal hidroponik yang sederhana dan diharapkan kami bisa melanjutkan secara mandiri di rumah masing-masing".

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Setelah mahasiswa dan ibu-ibu praktik langsung, kegiatan dilanjutkan dengan pembagian doorprize yang dipimpin langsung oleh koordinator desa dari KKN IPB, Hanif Dzulpikah. Sistem doorprize yaitu pengundian nomor urut registrasi, kemudian dibacakan oleh Hanif dan nomor yang dipanggil maju ke depan untuk menerima hadiah berupa benih tanaman, benih lele, dan rockwool. Mahasiswa berharap dari hadiah yang diterima oleh ibu-ibu KWT bisa bermanfaat sebagai langkah lanjutan dari sosialisasi hidroponik di hari itu. (Jumat, 21/07/2023).

Sumber: Dokumentasi pribadi
Sumber: Dokumentasi pribadi

Respon dari KWT terhadap kegiatan ini sangat positif, ibu-ibu yang hadir antusias, antara mahasiswa dengan pihak KWT juga berlangsung interaktif dalam mengikuti rangkaian kegiatan hingga selesai. Selain Ibu Tuti, ada Ibu Kusidah dan Ibu Entin mengaku mendapatkan manfaat secara langsung dari sosialisasi dan praktik yang dilakukan bersama mahasiswa. Mereka menunjukkan ketertarikan untuk belajar mengenai hidroponik dan mengimplementasikannya di kemudian hari.

hasil-64e359eb18333e492852b0c2.jpeg
hasil-64e359eb18333e492852b0c2.jpeg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun