"Bapak dari mana....? Ada keperluan apa?"
"Aduh..... ketus amaat resepsisonis ini ya?", batin saya.Â
Padahal orang yang ingin saya telepon itu, sudah sering ketemu dan rapat dengannya. Orangnya ramah, low profile, down to earth, dan tentu saja baik hati. Saya pun sudah sering ke kantor itu.Â
Entah berapa ratus atau ribuan kali setiap menelpon, para resepsionis perusahaan-perusahaan di Jakarta itu, umumnya cara mereka menjawab seragam: interogatif dan menanyakan hal-hal yang bukan urusan mereka.Â
Bukanya langsung disambungkan tetapi malah bertanya ini dan itu. Betapa tidak nyamannya, mendapati sikap seperti itu.
Padahal, tugas utama resepsionis itu, ya angkat telepon dan menyambungkan ke ekstension yang dituju. Itu saja.
Sungguh kontras dengan resepsionis perusahaan di Singapura itu.
Urusan telepon dengan bos itu selesai. Pak Sutrisno adalah pimpinan rombongan yang akan memandu studi banding itu.
Tak lama kemudian ada telepon masuk. Saya harus ke Gedung New Summitmas Tower, Lt 12, bertemu wakil pimpinan sebuah bank besar di Jalan Jend Sudirman.Â
Saya segera turun dari Gedung BRI II lantai 7 tempat saya bekerja. Hanya 10 menit sampai ke lokasi. Jakarta saat itu belum semacet sekarang.
Masuk ke gedung kantor itu langsung naik lift. Jaman itu, nggak ada namanya pemeriksaan satpam atau lorong scanning tas seperti gedung-gedung perkantoran di Jakarta seperti sekarang.