Mohon tunggu...
Amyni Noorwahyu Kusumaningtyas
Amyni Noorwahyu Kusumaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahasa Indonesia di antara Bahasa Daerah dan Bahasa Asing

16 Juni 2022   13:36 Diperbarui: 16 Juni 2022   13:46 5999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Sekarang ini ada sekurang-kurangnya tiga bahasa yang dikenal dan/atau di pakai oleh masyarakat Indonesia yaitu, bahasa asing khususnya bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa daerah. Bahasa Inggris umumnya dikenal melalui lembaga pendidikan, formal atau nonformal. Melalui pendidikan formal, Bahasa Inggris, secara umum mulai diperkenalkan (diajarkan) sejak jenjang SLTP. Namun, sekarang ini muncul fenomena bahasa Inggris mulai diperkenalkan di jenjang sekolah dasar, bahkan di taman kanak-kanak.Bahasa Indonesia merupakan unsur sekaligus media komunikasi utama masyarakat Indonesia. 

Pertama kali bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional bangsa Indonesia adalah sejak diselenggarakannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Tanggal tersebut juga menjadi tanggal lahirnya bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting. Dilihat dari banyaknya suku di Indonesia yang memiliki bahasa daerahnya masing-masing membuat komunikasi antar satu daerah ke daerah yang lainnya cukup membingungkan. Sehingga bahasa Indonesia yang mengambil peran dalam komunikasi antar daerah. Bayangkan saja jika kita tidak memiliki bahasa Indondesia sebagai bahasa nasional. Bagaimana bisa kita berkomunikasi dengan mudah.

Dalam penerapan sehari-hari, bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa dalam proses belajar mengajar di sekolah. Mengapa demikian? Kebanyakan anak-anak sudah sering menggunakan bahasa daerah ketika berbicara dengan teman mereka, sehingga penggunaan bahasa Indonesia selama proses belajar mengajar dapat menumbuhkan kecintaan atas bahasa Indonesia dan lebih paham lagi. Selain disekolah, bahasa Indonesia juga sering digunakan di lingkungan kerja dan tempat umum. Di beberapa sekolah biasanya ada yang mewajibkan mata pelajaran bahasa daerah, seperti bahasa jawa dan bahasa sunda. Sayangnya masih saja ada sekolah yang justru malah menghilangkan bahasa daerah dari mata pelajaran kategori muatan lokal. Padahal bahasa daerah merupakan salah satu cikal bakal pembentukan karakter seseorang. Sedangkan mata pelajaran yang justru wajib adalah bahasa asing atau bahasa inggris. Sebenarnya tidak salah untuk menambahkan mata pelajaran bahasa Inggris menjadi mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa, akan tetapi bahasa daerah tetap harus dipertahankan eksistensinya di dunia pendidikan.

Bahasa daerah yang sering digunakan oleh masyarakat dalam kesehariannya tetap perlu dilestarikan, sebab banyaknya bahasa-bahasa asing yang masuk ke Indonesia dapat menggerus kedudukan bahasa daerah. Saat ini kebanyakan masyarakat sudah jarang menggunakan baik bahasa Indonesia atau bahasa daerah dengan baik dan benar. Dalam leaflet PIBSI XXX yang dilaksanakan di Universitas Tidar Magelang pada Agustus 2008 tertera bahwa "Bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai alat integratif dan instrumentral dalam kehidupan bernegara sedang menghadapi tantangan besar." Yang terjadi saat ini ialah pemakaian bahasa daerah telah terkontaminasi oleh pemakaian unsur-unsur bahasa Indonesia dan mengalami pergeseran. Pergeseran bahasa daerah oleh bahasa Indonesia sebenarnya telah sering dikemukakan dalam berbagai forum. Dari hail penelitian Gunarwan (2002) dapat diketahui bahwa penggunaan bahasa Jawa cenderung menurun dan ada kebocoran diglosia bahasa Indonesia-bahasa Jawa. Hasil penelitian tersebut mengisyaratkan bahwa bahasa Jawa dengan jumlah penutur terbesar di Indonesia ini memang juga tidak luput dari ancaman pergeseran.

Jumlah bahasa daerah di Indonesia kurang lebih 762 bahasa yang kini terancam punah akibat perkembangan tatatan baru kehidupan dunia dan teknologi informasi yang semakin sarat dengan tuntutan dan tantangan globalisasi. Pada kenyataannya bahasa Indonesia saat ini sangatlah berperan penting dalam segala aspek kehidupan sehari-hari. Namun memasuki era globalisasi, bahasa Indonesia dihadapkan pada masalah-masalah tertentu misalnya saja bahasa Inggris berpotensi mengancam kedudukan bahasa Indonesia. Bahasa asing khususnya bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan dengan cakupan pemakaian yang cukup luas. Untuk mengatasi pergeseran pemakaian kita dapat mengatasinya dengan menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap bahasa Indonesia dan menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa sehari-hari.

Sebagai kalangan muda kita haruslah menumbuhkan dan membina sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Sikap kesetiaan berbahasa Indonesia terungkap jika mereka lebih suka memakai bahasa Indonesia daripada bahasa asing dan bersedia menjaga agar pengaruh asing tidak terlalu berlebihan. Sekarang ini banyak remaja yang cenderungan menyelipkan istilah- istilah asing (yang sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia) dalam pembicaraan yang menggunakan bahasa Indonesia. Biasanya penyisipan istilah-istilah asing ini sering dilakukan oleh tokoh masyarakat dan artis (lokal) yang keduanya tidak jarang dijadikan panutan oleh masyarakat luas. Kebanyakan orang beramsusi, pembicaraan dengan gaya bahasa yang disisipkan bahasa asing membuat pmbicara terlihat pintar dan keren. Hal ini sebenarnya tidak hanya terjadi di kalangan tokoh terkenal dan artis saja, tetapi juga di lingkungan masyarakat. Jika kita diamati lingkungan sekitar, banyak papan nama usaha yang menggunakan frase bahasa Inggris, X Square, X Computer, X Plaza dan masih banyak lainnya. Merk-merk produk buatan dalam negeri pun menggunakan bahasa Inggris, nama toko dan menu makanan sekarang ini juga kebanyakan menggunakan bahasa Inggris.

Penggunaan bahasa asing cukuplah digunakan untuk kegiatan tertentu, misalkan dalam kegiatan bekerja, mengenyam pendidikan di luar negeri, dan berkomunikasi dengan orang asing dari luar negeri. Sebenarnya fungsi bahasa inggris cukup luas juga cakupannya. Misalkan saja dalam membaca program komputer atau panduan produk dari luar, kita perlu menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu. Sehingga untuk mempelajari bahasa Inggris juga diperlukan. 

Belajar bahasa Inggris bukanlah sebuah kewajiban bagi seluruh masyarakan Indonesia, untuk mempelajarinya diperlukan sebuah kemauan dari diri sendiri, walau terkadang ada substansi tertentu yang mewajibkan seseorang bisa bahasa Inggris. Kita sebagai bangsa Indonesia yang cinta tanah air, harus tetap mempertahankan kedudukan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Boleh saja jika kita mencoba mempelajari bahasa asing, asalkan jangan sampai bahasa asing justru membuat kita menggeser fungsi bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Sumber:

https://staffnew.uny.ac.id/upload/132231576/penelitian/MAKALAH+EKS ISTENSI+BI-1.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun