Mohon tunggu...
Amrizal Muchtar
Amrizal Muchtar Mohon Tunggu... Dokter - Dosen FK UMI, Dokter, Alumni Universitas Shimane Jepang

Saya adalah seorang penulis yang masih belajar untuk mengendalikan mood. Profesi sampingan saya adalah seorang dokter, dan blogger,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sudah Gede, Belum Bisa Baca Tulis

27 Oktober 2013   00:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:59 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Anak itu belum bisa membaca. Bukan anak kecil. Juga
bukan anak kemaren sore. Sudah 25 tahun, dugaku. Anak
itu belum bisa baca. Anak dari bapaknya. Anak dari ibunya.
Sepasang orang tua nun jauh di Flores sana. Kusangka,
orang tuanya juga secoklat kulitnya.

Sekarang anak itu di Makassar, mengembara mencari
rupiah karena di kampungnya rupiah suka bersembunyi di
balik keringnya ekonomi. Kriwil-kriwil, tapi aku melihat
putih di senyumnya yang tulus. Anak lugu seperti itu, saya
yakin, punya senyum yang sederhana, tanpa dibumbui
sandiwara pura-pura.

Aku sering bercengkrama dengannya. Menikmati cerita-
cerita liarnya di kampungnya di Flores sana. Aku hanya
bisa membayangkan kehidupan dia seperti Si Bolang di
Trans 7. Yang suka manjat pohon, berenang di sungai
yang airnya masih bisa diminum dan main tembak-
tembakan bambu dengan kaki telanjang.

Kini anak itu kerjanya cuma main-main. Main-main sapu
tiap pagi. Main-main pel, gunting taman. Tiap hari begitu-
begitu saja. Tapi anak itu belum bisa baca juga. Miris juga
melihat fakta langsung buta huruf di sekitarku. Kukira itu
hanya dongeng-dongeng cinta dari pemerintah agar
rakyatnya suka bersyukur karena masih ada yg lebih buruk
dari mereka. "Hei, biarpun kami miskin, kami kan masih
bisa baca, Coy."

Anak itu tidak bisa baca. Bahkan saat aku desak-desak dia
supaya belajar. Bahkan saat aku relakan belikan dia buku
belajar membaca. Dia bahkan tidak bisa membaca niat
baikku. Dia bahkan tidak bisa membaca alam dan fenomena
kalau membaca itu penting. Tapi sudahlah!

dr. Amrizal
Makasar. 27 Oktober 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun