Mohon tunggu...
Amrina Rusada
Amrina Rusada Mohon Tunggu... Mahasiswa

Infp

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Istana Sayap Pelalawan: Warisan Budaya Melayu dan Potensi Pariwisata Sejarah di Riau

15 Oktober 2025   21:23 Diperbarui: 15 Oktober 2025   21:23 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabupaten Pelalawan di Provinsi Riau menyimpan salah satu destinasi bersejarah yang menarik untuk dikunjungi, yaitu Istana Sayap Pelalawan. Selain menjadi simbol kejayaan masa lampau, istana ini kini dikenal sebagai salah satu daya tarik wisata sejarah dan budaya yang berpotensi besar untuk dikembangkan dalam konteks pariwisata.

Secara geografis, Istana Sayap terletak di Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, tidak jauh dari tepian Sungai Kampar. Posisi ini memiliki nilai geografis penting karena sejak masa lampau, Sungai Kampar menjadi jalur utama perdagangan dan transportasi di wilayah Riau bagian timur. Dari Kota Pekanbaru, jarak menuju istana sekitar 160 kilometer, dengan waktu tempuh sekitar 3--4 jam perjalanan darat. Akses jalan yang memadai serta ketersediaan transportasi umum menjadikan lokasi ini relatif mudah dijangkau wisatawan. Lingkungan di sekitar istana juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata terpadu berbasis budaya dan alam. Kombinasi antara panorama sungai, hutan rawa gambut, dan situs sejarah menjadikan Pelalawan memiliki daya tarik wisata geografis dan edukatif yang khas.

Istana Sayap dibangun sekitar tahun 1892 Masehi oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin, yang memerintah antara tahun 1886 hingga 1930-an. Pembangunan ini dilakukan sebagai upaya memperkuat simbol kekuasaan Kesultanan Pelalawan yang kala itu sedang berada pada masa kejayaannya. Nama "Istana Sayap" diberikan karena bentuk bangunannya yang unik pada sisi kiri dan kanan bangunan utama terdapat dua bagian yang melebar seperti sayap burung, yang melambangkan keluhuran, keagungan, dan perlindungan terhadap rakyat.

Secara arsitektur, Istana Sayap menggambarkan perpaduan gaya Melayu klasik dengan sentuhan kolonial. Bangunannya didominasi oleh kayu pilihan, dihiasi ukiran khas Melayu bermotif flora dan geometri yang sarat makna spiritual dan sosial. Dua sayap besar di sisi kiri dan kanan menjadi ciri khas utama, sementara warna kuning dan hijau melambangkan kemuliaan, kesejahteraan, serta keharmonisan hidup masyarakat Melayu. Tiang-tiang tinggi dan atap yang menjulang seolah menegaskan hubungan manusia dengan Sang Pencipta  simbol bahwa kehidupan harus berpijak pada nilai-nilai keagungan dan kebajikan.

Sebagai peninggalan sejarah Kesultanan Pelalawan, Istana Sayap menyimpan potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah dan budaya. Pengunjung dapat mempelajari sistem pemerintahan kerajaan Melayu, nilai-nilai sosial masyarakat masa lampau, serta mengenal simbol-simbol budaya yang melekat pada bangunan istana.

Melalui kunjungan ke Istana Sayap, wisatawan dapat mempelajari sistem pemerintahan kerajaan Melayu, struktur sosial masyarakat masa lampau, serta memahami nilai-nilai adat seperti kebijaksanaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap alam. Setiap sudut bangunan menyimpan simbol budaya mulai dari bentuk sayap yang melambangkan perlindungan, hingga warna dan ukiran yang mencerminkan pandangan hidup orang Melayu terhadap keseimbangan dan kesucian.

Dari sisi geografi pariwisata, lokasi Istana Sayap yang berada di tepian Sungai Kampar juga menjadi nilai tambah tersendiri. Sungai ini tidak hanya berfungsi sebagai latar geografis yang indah, tetapi juga memiliki makna historis sebagai jalur perdagangan utama pada masa kerajaan. Kombinasi antara potensi sejarah, budaya, dan lanskap alam menjadikan Istana Sayap sebagai contoh nyata keterpaduan antara aspek ruang, budaya, dan aktivitas wisata dalam pengembangan destinasi berbasis kearifan lokal.

Namun, di balik keindahan dan nilai sejarahnya, Istana Sayap Pelalawan pernah mengalami masa sulit. Pada 19 Februari 2012, kebakaran besar melanda kompleks istana dan menghanguskan sebagian besar bangunan utama, termasuk ruang singgasana, kamar permaisuri, serta beberapa benda pusaka penting. Peristiwa yang diduga akibat korsleting listrik ini menjadi duka mendalam bagi masyarakat Pelalawan, mengingat istana tersebut merupakan simbol kebanggaan dan identitas budaya Melayu Riau.

Meski demikian, semangat masyarakat dan pemerintah daerah untuk melestarikan warisan ini tidak pernah padam. Upaya restorasi dan pembangunan kembali Istana Sayap terus dilakukan agar nilai sejarah dan arsitektur Melayu klasiknya tetap terjaga. Kini, Istana Sayap kembali menjadi ikon pariwisata budaya yang tidak hanya merepresentasikan kejayaan masa lalu, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan kebanggaan daerah dalam mengenalkan kekayaan budaya Melayu kepada generasi muda dan wisatawan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun