Mohon tunggu...
Amran Ibrahim
Amran Ibrahim Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pencatat roman kehidupan

iseng nulis, tapi serius kalau sudah menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hinakah Rakyat di Mata Pak Jokowi?

25 Oktober 2020   12:45 Diperbarui: 25 Oktober 2020   12:47 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo, Sumber: Republika

Pada demonstrasi UU Cipta Kerja beberapa waktu lalu; saat rakyat hendak menyambangi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, sang presiden justru terbang ke Kalimantan untuk bertemu dengan bebek. Secara pribadi, saya menilai ini adalah gestur komunikasi politik yang kurang baik.

Tapi entahlah, barangkali pendukung Pak Jokowi punya alibi tentang hal ini. Mungkin saja pendukung Pak Jokowi akan menyebut junjungannya mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan binatang layaknya Nabi Sulaiman. Toh, dulu saja gaya kepemimpinan Jokowi mereka gadang-gadang mirip Khalifah Umar.

Menariknya, Jokowi baru-baru ini justru menegur komunikasi publik para menteri yang dianggapnya buruk. Lucu, aneh bin ajaib. Rakyat menegur presiden, presiden tegur menteri, menteri bentak rakyat, "kalau pemerintah bilang hoaks, ya hoaks".

Baru-baru ini, aktivis HAM yang juga merupakan politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik membagikan postingan yang memperlihatkan Jokowi melemparkan bantuan dari dalam mobil yang sedang berjalan. 

Apakah Pak Jokowi juga akan dianggap seperti Nabi Isa yang kerap kali membagikan sepotong roti untuk domba-domba yang tersesat? Entahlah, hanya para pendukung Jokowi yang paham dalam membuat narasi dan membangun citra positif atas junjungannya.

Coba aksi Jokowi tersebut dilakukan oleh pemimpin atau tokoh lainnya di republik ini, pasti akan kena hujat dan diserang habis-habisan. Dulu saja, kebijakan cash transfer di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinamai BLT dikecam oleh pendukung Jokowi sebagai "mengajari rakyat menjadi pengemis". Tapi, aksi lempar-lempar Pak Jokowi yang mengajari rakyat jadi "pemulung" tak ada pendukung Jokowi yang berisik.

Jokowi yang merakyat itu kini tinggal kenangan. Bahkan media-media internasional yang dulunya membanggakan gaya kepemimpinan merakyat Jokowi mulai sangsi. Media internasional The Economist menganggap Jokowi hari ini bukanlah sosok yang dibayangkan pendukungnya dulu.

Menurut ulasan The Economist, Jokowi dinilai mengalami perubahan menjadi lebih dekat dengan elit. Padahal, dulunya Jokowi dikenal sangat merakyat dengan aksi blusukan yang dengan mudah berbaur dengan rakyatnya. bahkan tak tanggung-tanggung, dengan gamblang The Economist menyebut Jokowi tak ubahnya sama dengan Soeharto.

Kalau benar yang diulas The Economist, apakah rakyat hari ini begitu hina bagi sang Presiden? Sehingga untuk bertemu saja enggan dan untuk memberikan bantuan dengan cara melempar, seolah rakyat tak lebih seperti seorang pengemis yang menjijikkan.

Mengutip quote SBY yang diposting politisi Partai Demokrat, Ossy Dermawan, "Politik disamping ada kepatutannya, juga harus mencerdaskan". Kebijaksanaan inilah yang hilang dari demokrasi kita hari ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun