Limbah sampah terutama sampah plastik menjadi masalah serius di Indonesia. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah (SIPN) dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2023, per 24 Juli 2024 hasil input dari 290 Kota dan Kabupaten di Indonesia, menyebutkan jumlah timbunan sampah nasional mencapai jumlah 31,9 juta ton. Dari total produksi sampah tersebut 63,3% atau 20,5 juta ton sampah dapat dikelola, sedangkan sisanya 35,7% atau 11,4 juta ton sampah tidak dapat dikelola dengan baik. Peningkatan volume sampah terus terjadi akibat pertumbuhan penduduk dan urbanisasi.
Dalam upaya mengatasi masalah sampah yang tidak terkelola, muncul inovasi berupa Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang mengolah sampah menjadi energi listrik. Dilansir dari Tribun 2007 konsep dari Pembangkit Listrik Tenaga Sampah adalah seperti berikut:
- Pemilahan Sampah
Sampah dipilah untuk memanfaatkan sampah yang dapat didaur ulang. Sisa sampah dimasukan ketungku incinerator untuk dibakar.
- Pembakaran Sampah
Pembakaran sampah mengguankann teknologi pembakaran yang mememungkinkan berjalan efektik dan aman bagi lingkungan. Suhu pembakaran dipertahankan dalam suhu tinggi di atas 1300°C. Asap yang dikeluarkan juga dkendalikan sehingga sesuai dengan standar emisi gas buang
- Pemanfaatan panas
Hasil pembakaran sampah akan menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk memanaskan boiler. Uap panas yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator listrik.
- Pemanfaatan abu sisa pembakaran
Sisa dari proses pembakaran sampah adalah abu. Volume dan berat abu yang dihasilkan diperkirakan hanya kurang 5% dari berat atau volume sampah semula sebelum di bakar. Abu ini akan dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku batako atau bahan bangunan lainnya setelah diproses dan memiliki kualitas sesuai dengan bahan bangunan. Source: Adapted with permission from http://www.deltawayenergy.com/
Penerapan dari Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Indonesia sudah di implementasikan di kota-kota besar dan berhasil memberikan efek positif, seperti pada PLTSa Merah Putih – BPPT di Bantargerbang, Bekasi, PLTSa Benowo Surabaya, Dan PLTSa Solo. Penerapannya terbilang berhasil untuk meminimalisir limbah sampah yang tidak terkelola dan memberikan pasokan listrik bagi masyarakat. TPA Benowo (Sumber: Antara News)
Pengolahan sampah menjadi sumber listrik merupakan inovasi yang mengatasi masalah pada pengelolaan sampah di Indonesia serta mendukung transisi energi yang bersih. Dengan menggunakan teknologi termokimia dan biokimia menjadikan sampah sebagai bahan bakar pembangkit energi lsitrik
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI