Lihat ke Halaman Asli

Zulfah AnaliAgustin

Universitas Sriwijaya

Hidup, Belajar, dan Bertumbuh di Desa Sebagai Wujud Nyata Belajar Bersama Masyarakat Melalui PLP Desa Menanga Tengah

Diperbarui: 28 September 2025   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatihan Kain Jumputan Oleh Mahasiswa PLP Penmas Unsri di Desa Menanga Tengah

OKU Timur -- Desa Menanga Tengah, Kecamatan Semendawai Barat, Kabupaten OKU Timur, menjadi lokasi istimewa pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) Pendidikan Masyarakat FKIP UNSRI tahun 2025. Berbeda dari PLP pada umumnya yang lebih banyak dilakukan di sekolah, kali ini mahasiswa justru ditempatkan langsung di tengah-tengah masyarakat desa. Konsep ini membuat PLP terasa lebih mirip seperti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), di mana mahasiswa benar-benar menyatu dengan kehidupan warga sehari-hari.Kegiatan ini berlangsung sejak 23 Juni hingga 1 Agustus 2025. Selama kurang lebih satu bulan, mahasiswa tidak hanya datang sebagai peserta program akademik, melainkan juga sebagai bagian dari masyarakat desa. Mereka tinggal, berinteraksi, dan ikut serta dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Kehadiran mahasiswa di Menanga Tengah diharapkan tidak hanya menambah pengalaman belajar mereka, tetapi juga membawa manfaat nyata bagi masyarakat setempat.

Belajar dari Kehidupan Sehari-hari Masyarakat Desa

Suasana desa yang tenang dengan hamparan sawah, aktivitas warga yang sederhana, dan semangat gotong royong menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa. Mereka belajar bahwa pendidikan tidak hanya sebatas teori di kelas, tetapi juga hadir dalam nilai-nilai kehidupan masyarakat. Setiap percakapan dengan warga, setiap kegiatan yang diikuti, dan setiap kebersamaan yang terjalin menjadi sumber pelajaran yang tak ternilai. Mahasiswa ikut mendampingi anak-anak belajar di sore hari, mengadakan kegiatan literasi sederhana, serta memberi motivasi kepada remaja agar lebih semangat menempuh pendidikan. Tidak hanya itu, mereka juga berpartisipasi dalam kegiatan sosial keagamaan seperti pengajian, gotong royong desa, hingga membantu pelaksanaan acara kemasyarakatan. Semua itu menjadikan PLP lebih dari sekadar program---tetapi sebuah perjalanan nyata belajar bersama masyarakat.

Saling Belajar dan Saling Bertumbuh

Kehadiran mahasiswa di Desa Menanga Tengah ternyata tidak hanya memberi manfaat bagi mereka sendiri, tetapi juga menghadirkan energi baru bagi warga. Anak-anak merasa lebih diperhatikan, para orang tua senang karena anak mereka mendapat motivasi tambahan, dan perangkat desa melihat mahasiswa sebagai mitra yang bisa diajak bekerja sama. Salah satu mahasiswa mengungkapkan, "Kami merasa diterima seperti keluarga. Dari warga kami belajar arti kebersamaan, kesederhanaan, dan ketulusan. Kami datang membawa ilmu, tetapi pulang dengan membawa pengalaman dan pelajaran hidup yang jauh lebih banyak."

Sementara itu, Kepala Desa Menanga Tengah menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, PLP di desa menjadi wujud sinergi antara kampus dan masyarakat. Mahasiswa mendapat ruang belajar yang nyata, sementara masyarakat juga memperoleh dampak positif berupa pendampingan, wawasan baru, serta motivasi bagi generasi muda.

PLP sebagai Jembatan antara Kampus dan Masyarakat

Kegiatan PLP ini menunjukkan bahwa pendidikan sejati bukan hanya tentang apa yang dipelajari di ruang kuliah, melainkan juga tentang bagaimana ilmu tersebut bisa bermanfaat di kehidupan nyata. Mahasiswa di Desa Menanga Tengah belajar memahami dinamika sosial, berlatih komunikasi lintas generasi, serta mengasah empati dan kepedulian sosial. Program seperti ini sekaligus memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dengan masyarakat desa. Kampus tidak hanya hadir sebagai menara gading ilmu pengetahuan, tetapi juga turun langsung memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Dengan begitu, PLP benar-benar menjadi jembatan antara dunia akademik dengan kehidupan sosial.

Menutup dengan Harapan

Ketika kegiatan berakhir pada awal Agustus, banyak kenangan yang tertinggal. Senyum anak-anak, sambutan hangat warga, serta pengalaman hidup yang penuh makna menjadi bekal berharga bagi mahasiswa untuk perjalanan mereka ke depan. PLP di Desa Menanga Tengah bukan hanya soal menyelesaikan kewajiban akademik, melainkan sebuah proses hidup, belajar, dan bertumbuh bersama masyarakat. Inilah wujud nyata bahwa belajar sejati tidak hanya terjadi di kelas, tetapi juga di tengah kehidupan sosial. Mahasiswa dan masyarakat saling mengisi, saling melengkapi, dan bersama-sama menapaki jalan menuju masa depan yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline