Mohon tunggu...
Hanan Wiyoko
Hanan Wiyoko Mohon Tunggu... Saya menulis maka saya ada

Suka membaca dan menulis, bergiat di literasi digital dan politik, tinggal di Purwokerto, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kritik Tunjangan DPRD dari Penghuni Gubug Reyot

1 Oktober 2025   21:18 Diperbarui: 1 Oktober 2025   21:18 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi rumah tidak layak huni milik Ngadiyem, lansia di Bangsa, Kebasen, Banyumas (dok pri)

 

Di tengah kritik publik tunjangan perumahan DPRD Banyumas, kabar ironi datang dari pelosok desa di Desa Bangsa, Kecamatan Kebasen. Saat wakil rakyat menikmati tunjangan perumahan yang tinggi,dua lansia ini hidup dalam nestapa.

DUA orang warga desa Bangsa, Kecamatan Kebasen, Banyumas dikabarkan hidup di gubug reyot. Adalah Ngadiyem dan Tukimin, lansia kakak beradik yang mendiami gubug reyot sejak tujuh tahun terakhir di RT 7 RW 2 desa setempat. 

Kondisi rumahnya terbuat dari sembarang papan atau gedhek (anyaman bambu), lantai tanah, atap seng yang banyak tersingkap alias bolong, dan kondisi dapur sangat memprihatinkan. Kondisinya mohon maaf tidak jauh dari gambaran rumah sangat tidak layak huni. Selain itu, kondisi Tukimin juga tengah sakit.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan besarnya tunjangan perumahan yang diterima ketua, wakil ketua, dan anggota DPRD Banyumas. Diatur dalam Perbup No. 9 Tahun 2024, tunjangan untuk Ketua DPRD sebesar Rp42.625.000,00 / bulan, Wakil Ketua DPRD masing-masing sebesar Rp34.650.000,00 / bulan dan untuk anggota DPRD masing-masing sebesar Rp23.650.000,00. Atas kritikan public, Bupati Banyumas setelah mendapat surat persetujuan dari DPRD Banyumas sedang melakukan evaluasi untuk revisi pada perbup tersebut.

Informasi rumah yang tidak layak huni ini datang dari warga desa setempat, Teguh Sutino, warga setempat. Pada Selasa siang (1/10), ia mengirimkan foto kondisi rumah Ngadiyem dengan harapan agar menjadi perhatian.

Ngadiyem dan adiknya, Tukimin dalam kondisi papa. Butuh bantuan (dok pri)
Ngadiyem dan adiknya, Tukimin dalam kondisi papa. Butuh bantuan (dok pri)

"Di gubug ini ada dua orang penghuni. Tanpa pekerjaan karena mereka orang berkebutuhan khusus. Seolah tidak ada yang peduli karena bertahun tahun tidak ada perubahan. Butuh sentuhan bantuan dari mana mana," tulis Sutino di grup mantan pengawas pemilu.

Saat dikofirmasi, ia melanjutkan bahwa tujuan memposting agar kondisi lansia tersebut mendapatkan perhatian. Dari kabar yang diterima, gubug tersebut berdiri bukan di tanah kedua lansia tersebut alias numpang.

"Saya mengirimkan foto rumah Bu Ngadiyem di grup WA. Bu Ngadiyem tinggal bersama adik kandung bernama Tukimin. Kondisi Pak Tukimin juga sakit-sakitan," lanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun