Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Melaju Cepat di Genangan: Saat Etika Berkendara Diuji

1 Oktober 2025   12:48 Diperbarui: 1 Oktober 2025   20:02 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berkendara saat hujan. (Larmoyeux & Bone via Kompas.com)

Musim hujan mulai tiba. Beberapa hari terakhir, sekitar pukul 12.00 WIB, langit berubah drastis; menjadi gelap pekat, kemudian gerimis turun perlahan. Tak lama kemudian, hujan deras mengguyur, membasahi segala sesuatu di jalan.

Jam pulang kantor tiba seperti menjadi momok: waktu pun molor karena semua orang menunggu hujan sedikit mereda. Tubuh dan barang bawaan, seperti tas, dokumen, perangkat mengajar menjadi basah kuyup diterpa hujan. Kepuasan pulang hari itu berubah menjadi rasa sesal.

Seperti kemarin sore. Senja mulai merangkak, warna langit menjadi lembayung. Jalanan berubah menjadi lautan kecil, genangan muncul di banyak tempat. Di tengah kepadatan lalu lintas, sebuah mobil melaju kencang menembus genangan, cipratannya melesat ke mana-mana, tanpa peduli siapa yang akan basah.

Ilustrasi - Source: bewiser.co.uk
Ilustrasi - Source: bewiser.co.uk

Saat itu saya berdiri di halte dekat sekolah dan menunggu jemputan, tanpa sengaja saya menjadi “korban” cipratan mobil yang melaju kencang melewati genangan. Baju saya basah kuyup, wajah penuh dengan noda air, dan perangkat mengajar yang saya bawa hampir terkena semburan deras dari roda mobil yang melaju kencang.

Rasa jengkel dan marah bercampur dalam dada, sambil bertanya-tanya, “Mengapa pengemudi itu tak memperlambat lajunya?”

Pengalaman ini bukan sekadar soal kesal. Ia juga menguji nilai-nilai etika berlalu lintas kita, tentang kepedulian, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap sesama pengguna jalan.

Hukum & Aturan

Ternyata, tindakan melewati genangan air dengan kecepatan tinggi bukan hanya soal sopan santun namun secara hukum, pengemudi wajib memperlambat kecepatan ketika menghadapi kondisi seperti hujan atau genangan.

Dilansir dari laman dishub.kedirikota.go.id, hal ini tertulis dalam UU No. 22 Tahun 2009 (LLAJ), Pasal 116. Dalam ayatnya disebutkan bahwa pengemudi harus memperlambat kendaraannya sesuai dengan rambu lalu lintas. Lebih lanjut, dalam ayat 2 huruf (c) dijelaskan bahwa ketika cuaca hujan dan/atau genangan air, kewajiban memperlambat juga berlaku.

Dengan demikian, melaju kencang menembus genangan adalah pelanggaran terhadap ketentuan lalu lintas, selain mengabaikan hak pengguna jalan lain, juga mengabaikan aspek keselamatan.

Etika di Jalan

Dari pengalaman dan fakta hukum, saya menarik beberapa poin etika penting:

  • Menjaga rasa hormat antar pengguna jalan. Cipratan air meskipun “kecil”, bisa merusak suasana, mengganggu kenyamanan, atau bahkan menimbulkan insiden jika pengendara kehilangan keseimbangan. Memperlambat saat melewati genangan adalah cara kecil tapi bermakna untuk menghormati orang lain.
  • Keselamatan bukan monopoli pengemudi. Jalan bukan milik tunggal satu jenis kendaraan. Ada pejalan kaki, pengendara motor, pengguna trotoar, semua berhak lewat dengan aman. Etika berkendara harus mencakup kesadaran bahwa keputusan kita (terutama kecepatan) berdampak pada banyak pihak.
  • Batas antara emosi dan tanggung jawab. Saat terkena cipratan, wajar merasa marah. Tapi marah harus disalurkan ke tindakan positif (misalnya teguran sopan, melaporkan ke instansi terkait) daripada konfrontasi langsung yang bisa memperburuk situasi.
  • Keadilan dalam teguran. Bila kita punya kesempatan, misalnya mobil itu berhenti di lampu merah, bisa disampaikan secara sopan bahwa “maaf, tadi cipratan Anda mengenai saya”. Kadang teguran ringan yang disampaikan dengan lembut lebih bisa diterima.

Tips Praktis untuk Pengendara dan Korban

  • Jika mengemudi: perlahankan kecepatan ketika melihat genangan atau cuaca hujan.
  • Pastikan kondisi kendaraannya; rem, ban, dan alur ban dalam kondisi baik agar bisa menghadapi genangan dengan stabil.
  • Jaga jarak dengan kendaraan di depan agar tidak terkena cipratan besar.
  • Bila mengalami cipratan: bersihkan pakaian segera bila memungkinkan, dan hindari emosi besar, lebih baik fokus agar tidak membuat insiden lanjutan.

Tulisan ini bukan hanya sebuah sharing pengalaman, namun juga menjadi pengingat bahwa di sela-sela hujan dan genangan, karakter kita sebagai pengguna jalan diuji. Apakah kita memilih ego untuk cepat sampai atau memilih memperlambat langkah agar tidak menyakiti sesama?

Semoga pengalaman ini dapat membangkitkan kesadaran: bahwa etika sederhana di jalan bisa menyelamatkan suasana hati, hubungan antar pengguna jalan, bahkan nyawa. Salam semangat! (Yy).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun