Lihat ke Halaman Asli

Zuharoh Meutya Nur Mahmudi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, NIM 24107030114

Dimsum Mentai Mamiko, Tekad Putra yang Menjadi Berkah di Tanah Rantau

Diperbarui: 4 Juni 2025   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Ketika banyak anak muda masih bimbang menentukan arah hidup, seorang pemuda berusia 23 tahun bernama Mas Putra justru berani mengambil keputusan besar yaitu, merantau dari Purbalingga ke Yogyakarta untuk membangun usaha sendiri. Bukan dengan modal besar, bukan pula dengan koneksi luas. Yang ia bawa hanyalah semangat, keberanian, dan keyakinan bahwa rezeki akan datang pada yang mau berusaha.

"Saya cuma mikir, daripada nunggu-nunggu kerjaan yang nggak pasti, lebih baik saya buka usaha sendiri. Biar kecil, yang penting halal dan bisa jalan," kata Mas Putra dengan senyum yang penuh keyakinan.

Sudah dua bulan Dimsum Mentai Mamiko berdiri. Nama "Mamiko" sendiri dipilih karena terdengar unik dan mudah diingat oleh pembeli. Usaha kecil yang awalnya hanya coba-coba ini kini sudah punya tiga cabang yaitu, di Kotagede, Nitikan, dan satu lagi di alun-alun kidul yang menjadi pusat produksi sekaligus tempat wawancara ini berlangsung. Sebuah pencapaian yang luar biasa untuk sebuah usaha yang belum genap satu musim.

Dokumentasi Pribadi

"Cuma Modal Nekat, Tapi Harus Berani Coba"

Mas Putra mengakui, ia memulai semuanya dengan modal pas-pasan. Beberapa alat masak ia beli bekas, bahkan banyak yang dipinjam dulu dari teman. Tapi semangatnya penuh. Setiap hari ia bangun pagi-pagi, belanja bahan sendiri di pasar, menyiapkan bumbu racikan, dan memastikan semua proses produksi berjalan dengan rapi.

"Awalnya saya belum tahu rasanya bakal laku apa enggak. Tapi saya percaya, orang Jogja tuh terbuka banget sama makanan baru. Yang penting enak dan konsisten," ujarnya sambil sesekali mengecek kukusan berisi dimsum hangat.

Suasana gerai kecil di pinggir jalan itu memang sangat sederhana. Meja lipat, lampu temaram, dan aroma saus mentai yang menggoda menjadi andalan utama menarik perhatian pembeli. Dan benar saja, pelanggan mulai berdatangan. Beberapa bahkan sudah menjadi langganan tetap, bahkan rela datang jauh-jauh hanya untuk membeli dimsum kesukaannya.

Seperti usaha lain yang baru dirintis, Dimsum Mentai Mamiko pun tak lepas dari tantangan. Salah satu yang paling berat adalah cuaca.

"Kalau hujan deras, sepi banget. Orang malas keluar rumah, dan penjualan langsung turun," cerita Mas Putra sambil mengaduk saus mentai racikannya yang menjadi ciri khas gerainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline