Lihat ke Halaman Asli

Zainab M Muntazharah

Mahasiswa Universitas Airlangga

Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Menangani Krisis Kesehatan Mental di Era Digital

Diperbarui: 26 Agustus 2025   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pemerataan layanan kesehatan masyarakat masih menjadi tantangan global terutama di era digitalisasi yang berkembang pesat namun tidak merata. Meskipun kemajuan teknologi kesehatan telah memperluas cakupan layanan, kesenjangan akses pada kelompok rentan dan termarginalkan tetap menjadi permasalahan yang membutuhkan dan memerlukan pendekatan inovatif. Era digitalisasi yang terus berkembang, membawa dampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal kesehatan mental.

Beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya krisis kesehatan mental yang membutuhkan perhatian serius, khususnya dari tenaga kesehatan masyarakat. Mengapa tenaga kesehatan masyarakat? Tenaga kesehatan masyarakat memiliki peran penting dalam menangani permasalahan kesehatan mental karena pendekatannya yang holistik, promotif, dan preventif, tidak semata-mata hanya berfokus pada kuratif. Apa itu holistik,promotif, dan preventif? Holistik adalah pendekatan yang menekankan pentingnya melihat kesehatan tidak hanya sebagai ketiadaan penyakit, tetapi keadaan mengintegrasikan asfek fisik, mental, sosial, dan budaya. Promotif adalah proses meningkatkan kesehatan masyarakat melalui berbagai kegiatan yang edukatif, preventif, dan pemberdayaan individu dan kelompok. Preventif adalah upaya-upaya pencegahan, yakni upaya mencegah terjadinya penyebab sebelum muncul gejala.

Dalam menghadapi krisis kesehatan mental di era digital, peran tenaga kesehatan masyarakat sangatlah penting, dengan melakukan pendekatan promotifdan preventif. Konteks pendekatan promotif dari peran tenaga kesehatan masyarakat pada krisis kesehatan mental adalah berfokus pada meningkatkan kesadaran dengan memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang kesehatan mental. Kemudian memfasilitasi akses ke sumber daya dengan mengakses layanan konsultasi kesehatan mental secara daring, memfasilitasi komunitas seperti forum, dan mempromosikan penggunaan aplikasi kesehatan mental yang membantu pengguna mengelola stres. Hal-hal lainnya yang dapat dilakukan juga adalah melatih keterampilan yang dapat mengatasi masalah kesehatan mental seperti keterampilan manajemen stres dan komunikasi, meningkatkan literasi kesehatan mental masyarakat agar mampu mengenali masalah kesehatan mental, bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental serta berperan aktif dalam advokasi kebijakan yang mendukung upaya promosi dan pencegahan kesehatan mental. Terakhir, dalam pendekatan ini diperlukan evaluasi program dan intervensi untuk memastikan efektivitas dan dampaknya terhadap kesehatan mental masyarakatserta adaptasi teknologi untuk mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkannya untuk meningkatkan efektivitas upaya promosi kesehatan

Sedangkan konteks dalam pendekatan preventif peran tenaga kesehatan pada krisis kesehatan mental dapat dilakukan dengan pertama, peningkatan kesadaranmenggunakan media sosial menyebarkan informasi tentang kesehatan mental, mengadakan webinar dan kampanye digital untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan memamfaatkan data digital untuk mengidentifikasi kelompok masyarakat beresiko dan menargetkan intervensi yang tepat. Kedua, Pendidikan kesehatan mental dengan mengembangkan dan mendistribusikan kontens edukasi yang mudah dipahami melalui platfom digital, memberikan pelatihan literasi digital kepada masyarakat agar mampu menyaring informasi yang tepat. Ketiga, fasilitasakses kesehatan yang dilakukan dengan memamfaatkan konsultasi online untuk memberikan akses layanan kesehatan mental, bekerjasama dengan penyedia layanan kesehatan mental untuk memastikan ketersediaan aksesibilitas layanan yang terintegrasi. Keempat, melakukan pencegahan dan intervensi dini dengan mengembangkan program pencegahan berbasis digital, memberikaan intervensi dini melalui aplikasi digital untuk mencegah kondisi kesehatan mental yang seriusdan memantau penggunaan teknologi dan memberikan intervensi jika terdapat tanda-tanda negatif. Terakhir, melakukan penguatan dukungan sosial dengan memfasilitasi forum diskusi online dan mengurangi isolasi sosial dan menggunakan media sosial untuk mempromosikan kegiatan positif. Kesimpulannya, fokus tenaga kesehatan masyarakat adalah melakukan edukasi terhadap masyarakat yang berkenaan dengan manajemen stres, pola hidup sehat, dan literasi digital yang bertanggung jawab.

"KATA KUNCI: Kesehatan, Masyarakat, Mental, Preventif, Promotif"

DAFTAR PUSTAKA

Atik Qurrota Ayunin A, S. M. (2025). Promosi Kesehatan Berbasis Digital : Transformasi Sehat Untuk Semua.

Dahlia, S. M. (2014). Kesehatan Mental. Syiah Kuala University Press .

Maisyarah, S. M. (2021). Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. CV,, Media Sains Indonesia.

Windi Chusniah Rachmawati, S. M. (2019). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Wineka Medica

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline