Lihat ke Halaman Asli

Zata Al Dzahabi

Penulis & Konten Kreator Multi Talenta

Jiwa Manusia antara Psikologi, Agama, dan Filsafat

Diperbarui: 2 Desember 2022   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image from: HIDUPKATOLIK.com 

Jika membahas tentang kejiwaan manusia tentu sangat erat kaitannya dengan Psikologi yang selama ini dikenal sebagai ilmu yang mempelajari seputar kejiwaan, secara bahasa Psikologi berasal dari kata 'Psyche' yang artinya jiwa dan 'Logia' artinya ilmu. 

Sehingga apabila ingin mempelajari tentang fenomena kejiwaan Psikologi menjadi sarana ilmu yang tepat untuk digunakan, tidak hanya itu Psikologi juga mengkaji setiap makna dibalik setiap tindakan dan perilaku manusia. 

Ilmu ini juga meneliti tentang alasan yang digunakan manusia, dibalik semua perilaku dan tindakan yang dilakukan. Melansir dari Liputan 6 dalam artikel yang ditulis oleh Ayu Rifka Sitoresmi istilah Psikologi, juga diartikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan kaitannya dengan lingkungannya. 

Psikolog sekaligus Guru Besar Fakultas Psikologi UI Prof. Dr. Singgih Dirgagunarsa Kolopaking menatakan bahwa, Psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia. 

Kemudian Wilhelm Mundt Psikolog, Dokter dan Fisiolog asal Jerman, menyatakan bahwa Psikologi merupakan ilmu yang membahas berbagai pengalaman yang pernah dialami manusia.

Lalu pertanyaannya adakah kaitan antara Psikologi dengan ilmu Agama atau bahkan Filsafat yang juga seringkali membahas tentang aspek Jiwa dalam diri Manusia?, Imam Ghazali Teolog sekaligus Filsuf Muslim asal Persia, menyatakan bahwa manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang tersusun dari Jiwa dalam tubunhya. 

Jiwa merupakan aspek non-material yang ada dalam diri setiap manusia, akan selalu ada di kehidupan manusia meskipun mengalami begitu banyak perubahan. 

Jiwa inilah yang menghasilkan kemampuan manusia untuk melakukan kegiatan-kegiatan Psikis sekalius menghidupkan semua makhluk hidup, jasad/fisik bersifat material sedangkan jiwa bersifat spiritual. 

Mengutip dari Alif.id dalam artikel yang ditulis oleh Salman Akif Faylasuf jiwa berada di dalam dirinya sendiri, jiwa bukanlah suatu keadaan atau eksistensi, melainkan jiwa adalah suatu Dzat. 

Bagi Imam Ghazali jiwa adalah makhluk spiritual yang sangat lembut (lathifa rabbaniyah ruhaniyah), jiwa menjadi inti sekaligus hakikat dari manusia dan kehidupannya. 

Jiwa akan tetap hidup dan tidak akan mati seperti jasad/fisik meskipun jiwa memang terhubung dengan jasad, setiap jiwa diciptakan oleh Allah di alam ruh/arwah, kemudian dihembuskan ke dalam jasad ketika benih manusia masuk ke dalam Rahim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline