Lihat ke Halaman Asli

Yayuk CJ

TERVERIFIKASI

Pembalap Baru

Puisi: Sepatu Fransiskus

Diperbarui: 27 April 2025   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepatu hitam Paus Fransiskus - Foto: penakatolik.com

Sepatu hitam itu melangkah,
menyusuri jalanan Vatikan,
menjelajah lorong-lorong Roma,
mengelilingi medan berdebu penjuru dunia 

Dari Ruang Air Mata dua belas tahun silam,
setelah seru sukacita berkumandang;
“Habemus Papam!”
sepatu tua melangkah lekat tak tergantikan,
berziarah bersama Sang Paus Pinggiran

Tak ada rumbai emas,
tak berselimut beludru,
tak jua bertali sutera,
hanya kulit usang, setia bertelut
di bawah singgasana Bunda Maria tak Bernoda 

Di setiap tapaknya, tertulis cerita:  
tentang damai yang dirajut di tanah perang,
tentang air mata yang diseka di kamp pengungsi,
tentang tangan yang diangkat di pelabuhan sunyi,
tentang luka nestapa yang dibasuh di balik jeruji

Empat ratus ribu kilometer lebih,
bukan sekadar angka di peta besar,
melainkan jejak harapan yang dibisikkan
di lorong-lorong hidup manusia lapar

Ia berjalan,
melewati batas, menyeberangi lautan,
menyatukan bahasa dalam sapaan,
membangun jembatan dari senyuman

Sepatu itu lelah, barangkali,
namun semangat di dalamnya tidak mati
Karena cinta yang memanggilnya pergi
lebih kuat dari segala sunyi

Sepatu Fransiskus,  
bukan sekadar alas kaki
Ia adalah saksi,  
atas perjalanan hati yang mencari;
bukan kemewahan,  
tetapi senyum dan peluk kaum tersisih

Sepatu Paus Fransiskus dalam peti peristirahatan terakhir - WAG Liturgi PRR Malang

Kini sepatu usang turut pergi…
diiringi derai air mata semilyar lebih pasang mata
Melekat dengan raga Fransiskus,
menyatu dalam ceruk,
antara Salus Populi Rumani dan Sforza
dalam keheningan Basilika Santa Maria Maggiore

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline