Lihat ke Halaman Asli

Yustisia Kristiana

TERVERIFIKASI

Akademisi

Batik Lamandau, dari Desa Sumber Mulya ke Pasar Dunia

Diperbarui: 1 Oktober 2025   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerai Batik Umiy Lasega (foto: dokumentasi pribadi)

Menjelang Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober, biasanya kita langsung teringat pada Solo, Pekalongan, atau Yogyakarta. Tapi siapa sangka, ada batik cantik yang lahir dari Lamandau, Kalimantan Tengah?

Namanya Batik Lamandau, dan kisah di baliknya benar-benar inspiratif.

Perempuan Tangguh di Balik Lahirnya Batik Lamandau

Perjalanan batik ini tak lepas dari sosok Umiy Taslimah, pemilik Griya Batik Umiy Lasega. Awalnya, pada tahun 1997 di Desa Sumber Mulya, Ibu Umiy hanya membuka griya jahit sederhana karena kecintaannya pada dunia busana. Dari situ usahanya berkembang jadi konveksi, lalu mendirikan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan bernama Rahmat Lestari. Tapi mimpinya lebih besar yaitu menghadirkan identitas Lamandau lewat batik.

Umiy Taslimah, pemilik Griya Batik Umiy Lasega (foto: dokumentasi pribadi)

Tentu saja perjuangan memperkenalkan batik khas Lamandau tidak mudah. Apalagi masyarakat sudah lebih akrab dengan batik dari Jawa. Namun berkat semangat yang tak pernah padam, batik Lamandau akhirnya bisa dikenal luas, bahkan sampai menembus pasar internasional.

Motif Rusa dan Prinsip Berkelanjutan

Kalau mampir ke Griya Batik Umiy Lasega, langsung terlihat beragam koleksi batik yang tertata rapi. Kita bisa menemukan berbagai koleksi batik mulai dari tulis, cap, sibori, printing, hingga jumputan.

Koleksi batik yang tertata rapi (foto: dokumentasi pribadi)

Salah satu yang jadi favorit adalah motif rusa, hewan yang menjadi ikon Kabupaten Lamandau. Motif ini bukan hanya indah, tapi juga membawa pesan tentang kekayaan alam hutan Lamandau. Menariknya, motif-motif batik Lamandau sudah dipatenkan sebagai bentuk perlindungan atas karya budaya lokal.

Batik Lamandau motif rusa (foto: dokumentasi pribadi)

Tak hanya menghadirkan produk batik, griya ini juga membuka kesempatan bagi pengunjung untuk belajar membatik melalui workshop. Dengan cara ini, batik Lamandau tidak sekadar dipasarkan, tetapi juga diwariskan kepada siapa saja yang ingin mempelajarinya.

Lebih dari itu, griya ini juga menerapkan prinsip keberlanjutan. Perca kain yang biasanya jadi limbah justru diolah kembali menjadi produk fashion yang menarik. Jadi selain menjaga tradisi, Griya Batik Umiy Lasega juga peduli pada lingkungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline