CC CUP XL adalah salah satu acara tahunan rutin yang diselenggarakan oleh SMA Kolese Kanisius setiap tahunnya. Acara ini menjadi salah satu acara yang ditunggu oleh para panitia dan para peserta. Acara ini hadir bukan hanya sebagai ajang perlombaan, tetapi sebagai wadah untuk siswa menunjukkan bakat, mengasah kemampuan, serta menumbuhkan rasa kebersamaan. Tahun ini adalah CC CUP yang ke 40 dengan tema "A Beautiful Thing Is Never Perfect." Tema yang mendalam ini memberikan kepercayaan bagi semua orang bahwa hal yang indah tidak selalu sempurna. Hal ini memberikan semangat bagi setiap partisipan untuk menjadikan dirinya indah dengan ketidaksempurnaan yang setiap manusia miliki.Â
Di balik suksesnya CC CUP, ada ratusan panitia yang bekerja sebelum, saat, dan sesudah acara berlangsung. Panitia terbagi dalam 3 kelompok besar yaitu Perlombaan, Acara, dan Kepanitiaan. Mereka memiliki tanggung jawab yang berbeda seperti untuk acara, untuk perlombaan, dan untuk partisipan. Banyak hal yang telah panitia lakukan untuk melancarkan acara perlombaan ini.Â
Selain itu, ada juga ratusan peserta yang ikut berperan dalam mensukseskan acara ini. Mereka datang dengan antusiasme tinggi. Mereka berlatih berhari- hari, bahkan berminggu- minggu sebelum perlombaan dilaksanakan. Saat perlombaan dilaksanakan, Mereka memberikan yang terbaik versi mereka untuk memperebutkan gelar juaranya. Bagi para peserta, acara ini bukan hanya untuk menunjukkan yang terbaik, tetapi juga mendapatkan gelar kebanggan atas tim masing- masing.Â
Dari sisi seni, Lomba band adalah salah satu yang ramai ditonton oleh pendatang. Hal ini juga menjadi lomba yang paling ditunggu oleh partisipan. Mereka diberi kesempatan memberikan penampilan di Ruang Teater SMA Kolese Kanisius. Mereka memberikan penampilan yang luar biasa mengguncang penonton pada saat itu. Juri pun mengagumi dedikasi yang dimiliki oleh penampil pada saat itu. Lomba band ini tidak hanya menentukan tim siapa yang terbaik, tetapi siapa yang paling mahir di bidangnya. Melalui penampilan yang mereka berikan, Juri menilai Best Drummer, Guitarist, Bassist, Keyboardist, dan Keyboardist. Penghargaan ini diberikan kepada pribadi yang berani menampilkan kemahirannya dalam musik dalam penampilannya.Â
Dari sisi Olahraga, Mini Soccer menjadi perlombaan yang cukup sengit. SMA Kolese Kanisius sebagai tuan rumah menanggung beban yang berat pada pertandingan kali ini. Tahun lalu, Ia adalah juara 1 nya. Tampil sebagai pemegang gelar juara 1 di tahun sebelumnya, akan menjadi malu jika tersingkirkan dengan mudah. Mereka tampil dengan keras dan dengan mental juara yang sudah mereka persiapkan. Meski begitu, Mereka harus puas berada pada posisi ke 4. Kekalahan bukanlah hal yang perlu disesali berlarut- larut. Harus ada aksi positif yang timbul dari kekalahan, seperti latihan keras, membangun solidaritas tim, menjaga diri, dan lainnya.Â
Acara ini tidak akan penuh jika hanya ada peserta. Banyak orang yang juga datang untuk memberikan dukungan untuk mereka yang melakukan lomba. Memberikan dukungan melalui menonton pertandingan, dan ada juga suporter yang berdatangan. Mereka melontarkan Chant mereka sebagai bukti dari dukungan mereka. Dedikasi mereka terhadap tim hingga ada yang kehabisan suara, kelelahan, dan lainnya. Tetapi semua dilakukan dengan senang demi melihat sekolah kesayangan mengangkat piala.Â
Acara ini memiliki malam puncaknya tersendiri yaitu Closing. Closing CC CUP kali ini berbeda dari yang ada sebelumnya. Acara diadakan dengan jumlah tiket yang lebih banyak. Acara ini diadakan di tempat yang lebih luas dibanding sebelumnya yaitu di lapangan mini soccer. Hal ini memikat banyak penonton yang ingin datang menonton acara closing. Acara Closing ini mendatangkan 2 artis ternama yaitu Bernadya dan Changcuters.Â
Pada Hari-H penutupan, Lapangan mini soccer hampir terisi penuh oleh pengunjung yang datang. Pengunjung tidak hanya siswa siswi di Indonesia, tetapi juga orangtua yang ikut mendukung anaknya. Acara penutupan ini pecah khususnya pada saat The Changcuters tampil. Tak disangka- sangka, orangtua yang datang terlihat sangat aktif saat The Changcuters tampil. Mereka tampak seperti murid SMA jaman sekarang dengan segala gerakannya. Hal ini membuat saya terkejut dengan antusiasme dari orangtua yang hadir.Â