Lihat ke Halaman Asli

Yudi Zulfahri

Direktur Eksekutif Jalin Perdamaian

Misteri di Balik Penerimaan Mahasiswa Baru Program Doktor S3 Unhan

Diperbarui: 31 Mei 2020   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pada tahun 2020 ini saya mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru Program Doktor S3 di Universitas Pertahanan. Secara keseluruhan, ada kurang lebih 150-an peserta yang mengikuti seleksi pada tahun ini untuk memperebutkan kuota penerimaan sejumlah 20 mahasiswa.  

Pada seleksi tahap pertama yang dilaksanakan pada tanggal 14-15 Mei 2020, ada dua rangkaian tes online yang harus kami ikuti. Pertama, Tes Potensi Akademik (TPA) yang dilaksanakan pada tanggal 14 Mei. Kedua, Tes Kemampuan Bahasa Inggris (TKBI) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Test TOEFL yang dilaksanakan pada tanggal 15 Mei.

Sebelum kedua tes tersebut dilaksanakan, ada salah seorang peserta yang berinisiatif untuk membuat Grup Telegram yang berisi seluruh peserta seleksi penerimaan. Grup Telegram ini dimaksudkan sebagai wadah komunikasi dan penyampaian informasi diantara sesama peserta. 

Selanjutnya pada tanggal 27 Mei, ada salah seorang peserta yang mengumumkan bahwa hasil tes TPA dan TOEFL sudah keluar. Saya pun buru-buru membuka lembaran file pengumuman berformat PDF yang dibagikan di Grup Telegram tersebut. Hasilnya cukup memuaskan, karena nama saya tertera diantara para peserta yang diumumkan lolos dan diminta untuk segera mempersiapkan diri guna menghadapi tes selanjutnya pada tanggal 3 Juni, yaitu Tes Psikologi.

dokpri

Namun tidak lama berselang, ada salah seorang peserta yang menemukan kejanggalan dari hasil pengumuman tersebut. Kejanggalan tersebut yaitu nomor registrasi dan nama-nama yang dinyatakan lolos ternyata tidak sinkron.

Ada sebagian pihak yang merasa sangat dirugikan karena nomor registrasinya dinyatakan lolos, tapi berisikan nama orang lain. Ada juga sebagian yang lolos, namun nomor registrasinya sudah berubah dan dipakai oleh peserta lain yang juga sama-sama lolos. 

Kejanggalan semakin menjadi-jadi karena pengumuman yang sebelumnya ditempel di website resmi UNHAN mendadak hilang. 

dokpri

Setelah dilakukan kroscek secara menyeluruh oleh salah seorang peserta, ternyata seluruh nama yang dinyatakan lolos mengalami perubahan nomor registrasi, termasuk diantaranya saya sendiri. Grup Telegram kami pun mulai ricuh. Ada yang menganggap ini adalah permainan, KKN, bahkan ada yang langsung berniat melaporkan kejadian ini kepada Ombudsman. 

dok. pribadi

Awalnya saya menganggap ini hanyalah masalah human error. Tapi setelah mencari-cari informasi lebih jauh, saya juga mendapatkan masukan bahwa sistem rekrutmen di UNHAN memang membedakan nomor registrasi dari tiap-tiap tes, walaupun hal ini dibantah oleh peserta yang pernah mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa S2 di tahun sebelumnya. Sebagian peserta sudah terang-terangan menyatakan kekecewaannya dan menganggap ini semua adalah permainan.

Lalu pada tanggal 30 Mei, salah seorang pegawai UNHAN memberitahukan bahwa pengumuman hasil tes yang terbaru sudah keluar. Kami semua diminta untuk melihat ke website resmi UNHAN.

Ketika saya mengunduh dan membuka file pengumuman tersebut, SIMSALABIM, nama saya menjadi hilang dari daftar peserta lolos yang tertera di dalam SK Kedua tersebut, dengan nomor dan tanggal surat yang sudah berubah pula.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline