Lihat ke Halaman Asli

Kisah Sang “Tuhan” Haramjadah buat Perpecahan di Aceh

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

KOMPAS.COM - Tgk Muhammad Hasan Di Tiro mendapat anugerah Wali Nanggroe “entah dari mana?” namun atas keinginan dan tekat untuk melawan imprealis Indonesia beliau diakui oleh seluruh rakyat Aceh, kepulangannya sangat dinanti-nantikan oleh rakyat Aceh.

Setelah Hasan Tiro Almarhum gelar Wali disematkan oleh elit GAM yang tergabung dalam PA kepada seorang anak yang tidak jelas status dan asal-usulnya, namun apa yang terjadi setelah dan sebelumnya dia menjadi Wali Nanggroe?

Orang tersebut berinisial MM sempat dituding oleh publik sebagai aktor intelektual aksi terorisme di Aceh beberapa waktu lalu. Pemangku Wali Nanggroe itu juga dikatakan oleh GAM diluar negeri sana sebagai konspirator perpecahan ditubuh GAM luar negeri dan pelebelan “MP”, begitu juga perpecahan GAM di Aceh dan pelebelan “penghianat” pada pemilu perebutan kekuasaan tahun lalu.

Sehingga beberapa eks GAM termasuk Panglima Wilayah Bate Iliek dibunuh juga ada sangkut pautnya dengan “MM”. Hal tersebut dibuktikan oleh sebuah rekaman yang menyebar dari hanphone ke hp, rekaman tersebut jelas merecord suara “Abang/Saiful/Cagee”: hai Malek cineupeugah uroe nyoe pue merdeka pue han? Nyoe meunyoe lage nyoe buet meunyoe mate lon bak muprang jadeh mate caheung ken syahid.

Hal senada sebenarnya juga telah dilontarkan oleh seorang GAM yang bermukim di Norway, yang berujuang pada pencabutan nyawa (ditembak mati oleh “malaikat”Malek), taktik penembakan yang bermodus beli kopi, beli rokok sebagai trik memastikan target, sama dengan strategi “pencabut nyawa” Abang alias Cagee bermodus beli sate untuk memastikan kebenaran target oleh “malaikat” pencabut nyawa yang kini mendekam dipenjara Jakarta sebagai tersangka teroris.

Alm Tgk Hanafiah alias Tgk Piah dalam rekaman video yang menyebar di you tube itu protes atas perintah penembakan seenaknya saat perang Aceh melawan desentralisasi Jakarta, termasuk senjata yang telah dibeli sebelumnya diperjualbelikan kembali di Aceh.

Tidak hanya itu, konspirasi pengepungan Panglima GAM Wilayah Peureulak Tgk Ishaq Daod juga tak terlepas dari tudingan dan klaim “MM” setelah pembukaan Kedubes Aceh di Malaya serta pelenyapan Tgk Don di Malaya.

Menurut seorang elit GAM pengepungan Ishak Daod akibat klaim “MP” menggelar rapat tanpa perintah (peuneutoeh, yang mengatasnamakan Wali oleh MM). Gerakan tanpa peuneutoh karena ketahuan belang “MM” atas kelihaian Ishak Daod mampu menyedot perhatian media nasinonal dan internasional membuat marah besar “MM” yang berada diluar negeri, sehingga keberadaan Panglima GAM paling sehat setelah Abdullah Syafi’e itu dibocorkan dengan misi pemusnahan.

“wate lon telpon Malek lon peugah panglima ka Alm geuseoe  enteuk neutelpon jinoe teungoh siboek”

Hal demikian juga terjadi pada Panglima GAM Aceh sumatra Meurdehka, Tgk Abdullah Syafe’i, beliau juga dimusnahkankarena dianggap telah melenceng dan membuat kesalahan fatal setelah membuat pertemuan dengan Bondan Gunawan bak rangkang blang.

“Tgk Lah geupeugah kasalah buet, kageujak peugoet hubungan diplomasi bak rangkang yang seharusnya menjadi tugas diplomat dilua nanggroe”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline