Lihat ke Halaman Asli

Yana Karyana

Aktivis konsen dalam kajian Politik, Pendidikan dan Hukum

Timnas Garuda Menolak Diremehkan, Saatnya Menulis Tinta Sejarah Manis

Diperbarui: 5 Oktober 2025   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Timnas Indonesia menjelang melawan Lebanon pada fifa matchday (sumber: bola.net)

Berapa nilai harga diri sebuah bangsa dalam angka? Tujuh persen? Itulah yang diberikan dunia kepada Indonesia dalam simulasi Football Meets Data yang dirilis pada 11 September 2025, sebuah analisis statistik yang menempatkan Indonesia di posisi paling bawah dalam peluang lolos ke Piala Dunia 2026. Namun di balik logika angka-angka itu, ada satu hal yang tak bisa dihitung, nyali dan keyakinan bangsa ini untuk membalikkan prediksi.

Menurut Football Meets Data, Indonesia hanya diberi 7 persen peluang lolos, jauh di bawah negara-negara lain yang lebih mapan. Arab Saudi menempati puncak dengan 62 persen, disusul Qatar 48 persen, Irak 31 persen, Uni Emirat Arab 26 persen, dan Oman 23 persen. Angka-angka itu seolah menjadi vonis tak tertulis bahwa Garuda akan kembali menjadi penggembira, bukan pesaing.

Namun, bila sejarah bangsa ini selalu diukur dari statistik, mungkin Indonesia takkan pernah merdeka. Kita lahir dari ketidakmungkinan. Dari angka kecil yang selalu diremehkan, bangsa ini berulang kali membuktikan bahwa keyakinan bisa menundukkan segala perhitungan.

Kini, semangat itu hidup di lapangan hijau. Generasi Timnas Garuda yang baru bukan sekadar kumpulan pemain muda, melainkan simbol transformasi besar sepak bola nasional. Pemain-pemain Indonesia kini tampil di liga-liga top dunia, mulai dari Prancis, Jerman, Inggris, Italia, Belanda, Belgia, hingga Asia, membawa mentalitas baru yang tak lagi inferior di hadapan siapa pun.

Di bawah kepemimpinan Erick Thohir selaku Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), arah pembinaan sepak bola Indonesia kian jelas, modern, profesional, dan berbasis merit. Tak berlebihan jika banyak yang menyebut skuad ini sebagai “The Dream Team Indonesia”, bukan karena mimpi kosong, tetapi karena fondasi nyata yang sedang dibangun dengan keseriusan dan visi panjang.

Memang, di atas kertas, Arab Saudi dan Irak lebih kuat. Mereka punya pengalaman dan fasilitas yang sulit ditandingi. Tapi sepak bola bukan hanya soal taktik dan statistik, ia tentang momentum, keberanian, dan tekad untuk melawan rasa takut.

Maka, ketika dunia hanya memberi kita 7 % peluang, biarlah. Karena tujuh persen itu cukup bagi bangsa yang selalu menjadikan keraguan sebagai bahan bakar perjuangan. Dari angka kecil itulah, Timnas Garuda akan berjuang menulis kisah besar, kisah tentang keyakinan, tentang kebangkitan, dan tentang bangsa yang menolak diremehkan.

Mereka boleh meremehkan. Mereka boleh menilai kita tak sejajar. Tapi sejarah bangsa ini terlalu panjang untuk tunduk pada pandangan rendah. Indonesia bukan bangsa yang lahir dari kemudahan, melainkan dari ujian yang terus ditempa waktu. Dari masa ke masa, kita selalu membuktikan, tak ada yang mustahil bagi mereka yang percaya pada dirinya sendiri.

Kini, panggung pembuktian itu telah tiba. Pada 9 Oktober 2025, Timnas Garuda akan menghadapi tuan rumah Arab Saudi, dan tiga hari berselang , 12 Oktober 2025 menantang Irak. Dua laga, 180 menit penuh makna, di mana setiap detik adalah kesempatan untuk membalikkan prediksi dan menulis babak baru dalam sejarah sepak bola Indonesia.

Biarlah dunia tetap berbicara dengan angka, sementara kita berbicara dengan keyakinan, semangat, dan keberanian. Karena bangsa ini, sejak dulu, tak pernah diciptakan untuk menyerah, tetapi untuk mengalahkan segala rintangan dan membuktikan bahwa kita sanggup melampaui batas yang mereka tentukan.

Dan ketika peluit panjang nanti berbunyi, semoga dunia tahu bahwa Garuda tak pernah jatuh karena diragukan, tapi justru terbang lebih tinggi karena diremehkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline