Lihat ke Halaman Asli

Wijatnika Ika

TERVERIFIKASI

When women happy, the world happier

Ke Klaten, Perjalanan Mendebarkan Melihat Sumber Air Purba Berusia 1.500 Tahun

Diperbarui: 22 Oktober 2018   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Air sebagai sumber kehidupan. Foto: nexshutter

“If there is magic on this planet, it is contained in water.”

-Loren Eiseley-

Sebagai  manusia, aku tidak pernah bisa membayangkan bagaimana kehidupan di bumi  berjalan tanpa air. Karena bagiku air merupakan keajaiban penciptaan  yang dahsyat lagi mengagumkan. Air memiliki tempat istimewa dalam setiap  sisi kehidupan, bahkan merupakan komponen terbesar pembentuk tubuhku  sendiri. 

Karenanya,  momen keberangkatan ke Klaten untuk mengunjungi pabrik Aqua (PT. Tirta  Investama, Klaten) membuat kepalaku dipenuhi segunung pertanyaan. Bukan  tentang bagaimana sebuah perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)  beroperasi. Melainkan ingin mengetahui kisah dibalik keberadaan sumber  air di dalam bumi, yang tak habis-habis untuk menunjang perjalanan  bisnis AMDK nomor wahid di tanah air.

Hari itu, pagi 13 Oktober 2018, kami 20 orang peserta Danone Blogger Academy 2018 terburu-buru menghabiskan sarapan lezat di Greenhost Boutique Hotel. Berburu dengan waktu, kuteguk habis segelas kecil minuman dingin manis beraroma sereh, kemudian berlari kecil ke lobby dan memanggul ransel, lalu berjalan cepat menuju bis. Langit biru kota  pelajar Yogyakarta bersama hangat matahari pagi mengabarkan bahwa  perjalanan kami akan semakin mengesankan. Jantungku bahkan berdegup  kencang, seperti hendak bertemu sang kekasih setelah ratusan purnama tak  jumpa. Aku sungguh ingin tahu sang rahasia air purba dibalik lapisan  tanah yang kupijak. 

Perjalanan  selama 60 menit Yogyakarta-Klaten mulus tanpa hambatan. Pihak travel  bahkan tak henti-hentinya memberikan penghiburan dengan menjelaskan ini  itu yang kami lalui sepanjang perjalanan. Seperti program kesenian di  kompleks Candi Prambanan di wilayah utara, atau popularitas Candi Ratu  Boko di bagian selatan yang menjadi salah scene jalan-jalan tokoh Cinta  dan Rangga dalam film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC2). Selama  mendengarkan aneka penjelasan mengenai segala hal yang kami lalui, aku  juga sibuk menikmati dinamika sosial yang terjadi di kota gudeg ini.  Seperti tentang kesederhanaan, fasilitas publik yang terawat baik,  hingga jalanan yang mulus tanpa lubang layaknya di sejumlah perkampungan  terpencil yang belum tersentuh pembangunan. Semunya indah dan puitis. 

BACA INI DULU: Sekelumit Kisah Danone Blogger Academy 2018

Memasuki  wilayah Klaten, mataku dimanjakan oleh pemandangan areal persawahan dan  pertanian yang hijau. Padi, jagung, kacang tanah, dan cabai mendominasi  pemandangan. Sebagian wilayah kering kerontang, sebagiannya lagi begitu  dimanjakan oleh kelebihan air. Burung-burung berterbangan, pepohohan  meliukkan dahan dan rantingnya, dan hamparan bumi nan hijau yang memikat  mataku membuatku semakin gugup. Di manakah kiranya mata air itu, yang  sanggup membesarkan sebuah perusahaan dengan kemurniannya? 

MEMAHAMI DAN MERAWAT AIR

Jika  tidak menjadi peserta #DanoneBloggerAcademy2018 ini mungkin aku akan  tertinggal dalam pemahaman tentang air. Meski selama bertahun-tahun aku  banyak belajar tentang isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,  baru kali ini aku begitu serius ingin memahami air secara menyeluruh.  Sebelum perjalanan ke Klaten, aku mendapatkan materi tentang air dari Dr.Ir. Nana Mulyana Arifjaya, dosen IPB dan ahli di bidang hidrologi, ketika mengikuti kelas menulis offline di kantor Danone di Jakarta pada akhir September silam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline