Lihat ke Halaman Asli

Usman Bone

Buruh, Kuli, Pembantu

Puisi : Taring Negara di Tanah Tambang

Diperbarui: 8 Oktober 2025   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Penyitaan di Smelter di Bangka Belitung / Tim Media Presiden

PUISI : Di Bangka Belitung, tanah berteriak, Rp 300 triliun terselip di perut bumi, tapi rakyat hanya menelan debu, sementara rente dan mafia menari di atas izin resmi, di balik meja birokrasi.

Dua dekade negeri ini menahan napas, menyaksikan kartel tambang merajut jaring, rapi, lihai, tak tersentuh hukum, menggenggam emas abu-abu dengan senyum politik yang membius.

Timah bukan lagi sekadar logam, ia berubah jadi luka sejarah, kerugian triliunan rupiah, cermin betapa rapuhnya pagar yang seharusnya melindungi negeri.

Namun kali ini, Kejaksaan menggedor pintu baja, enam smelter dirampas, dikembalikan ke pangkuan PT Timah, seolah berkata, cukup sudah!

Langkah itu bukan sekadar palu hukum, ia adalah tanda kebangkitan, isyarat bahwa negara mulai menancapkan taring, merebut kembali ruang ekonomi yang lama dirampas kepentingan gelap.

Borok lama kini terbuka, sistem tambang telanjang di mata rakyat, kita lihat jelas bagaimana seragam legal dipakai untuk menyamarkan wajah serigala.

Tak lagi bisa disebut "tambang ilegal," sebab permainan ini jauh lebih dalam, tertanam di akar regulasi, mengikat birokrasi yang lemah, menyandera masa depan generasi.

Kini pertanyaan menggantung di udara: apakah taring ini akan terus menancap, atau sekadar tajam sesaat, tumpul kembali ditelan kompromi, terlupakan dalam riuh panggung politik?

Rakyat menunggu jawaban, apakah timah akan benar-benar jadi milik bangsa, atau hanya berganti tuan, dari mafia tambang ke birokrat rakus, dari kegelapan satu, ke kegelapan lain.

Namun sejarah mencatat, untuk pertama kalinya dalam dua dekade, negara berdiri tegak, menatap mata kartel tambang, dan berkata  kami kembali berkuasa. Rabu 8 Oktober 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline