Lihat ke Halaman Asli

Uci Anwar

Penulis

Makam Dua Gadis Cilik yang Termuliakan

Diperbarui: 25 Desember 2019   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Seorang petugas kebersihan asyik mengepel area sekitar makam. Dia ramah. Tidak keberatan aktivitasnya terganggu sejenak oleh serombongan penziarah.

Ia sangat maklum, masih banyak orang yang belum melupakan tragedi yang menimpa gadis cilik, yang jasadnya terbaring di sana. Masih banyak orang memuliakannya. 

Masyarakat masih mengenang Irma Surjani Nasution, atau dikenang sebagai Adik Irma Suryani, seorang gadis cilik korban peristiwa kelam Gerakan 30 S PKI , tahun 1965.

dokpri

Tiga butir peluru menerjang tubuhnya, pada dini hari 6 Oktober 1965, saat sekelompok orang akan menculik ayahnya, Jendral Besar A.H.Nasution. Ayahnya selamat.

Namun gadis cilik yang saat itu berusia 5 menjelang 6 tahun terkulai, bersimbah darah. Dia tabah dan baik hati. Justru sempat menghibur kakaknya yang menangisinya, dan menyatakan bahwa dia baik baik saja. "Adik sehat," katanya lirih, sebelum akhirnya pergi ke pangkuan NYA.

dokpri

Di seberang makamnya, berdiri sebuah monumen. Dilengkapi dengan foto foto dokumentasi dirinya. Foto manisnya yang berpita, foto saat digendong bunda ke pemakaman, di antara ribuan pelayat yang berduka. 

Dulu balaikota ini adalah kawasan makam, namun tahun 1979 semua dipindahkan ke tanah kusir. Dengan berbagai pertimbangan, makam Adik Irma tetap dipertahankan di sana.

dokpri

Agak sulit mencari makam ini, bagi orang selewat. Terletak di belakang gedung atau balaikota Walikota Jakarta Selatan, daerah Kebayoran Baru.

Tak ada tanda-tanda terbaring anak kesayangan bangsa ini di sana.

Dari trotoar, yang sering digunakan orang sebagai jalan pagi, yang terlihat hanya bongkahan bongkaran bangunan dan besi-besi. Sehingga tampak tempat itu tengah dalam pembangunan. 

Di sekitar area tersebut, memang tengah dibangun sebuah masjid. Pagar yang membatasi trotoar dan makam yang rapat, membuat orang mengira pintu gerbang terkunci.

Rombongan yang ziarah pagi itu adalah rombongan Komunitas Pemangku (Pemakai Angkutan Umum). Komunitas penggemar treking, dan pengguna moda transportasi umum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline