Lihat ke Halaman Asli

Shofwan Karim

Pembelajar

Menjaga Kondusifitas dan Dinamisasi Dua Pendulum di UM Sumbar untuk Selalu Unggul

Diperbarui: 1 Oktober 2025   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dr. Drs. H. Shofwan Karim Elhussein, B.A., M.A. Rektor UMSB-UM Sumbar 2006-2013, Ketua PWM Sumnbar, 2000-2005; 2015-2022 (Foto Sumber: Langgam))

Amanat Penting Buya Shofwan Karim Dalam Milad Ke-67 UM Sumatera Barat

Oleh: Sandra Putera, Humas UM Sumbar   |   Jumat,02 Desember 2022 03:25:00

Humas UM Sumatera Barat - Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat rayakan Milad ke 67 tahun, di Convention Hall Dr. Ahmad Syafii Maarif, MA kampus I Padang, Rabu (30/11). Beberapa harapan dan pesan disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Sumatera Barat, Buya Shofwan Karim dalam kegiatan ini.

Buya Shofwan Karim mengatakan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat adalah salah satu perguruan tinggi swasta tertua di Sumatera Barat yang telah berdiri sejak tanggal 18 November 1955. Cikal bakal Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat dimulai dengan diselenggarakannya kuliah perdana untuk Fakultas Hukum dan Falsafah (kemudian menjadi Sekolah Tinggi Ushuluddin) di Padang Panjang, dengan mahasiswa angkatan pertamanya adalah utusan cabang dan daerah Muhammadiyah se-Sumatera Barat. 

Kini 2022 UMSB membimbing perkuliahan 5.120 mahasiswa, 12 Fakultas, 27 prodi, 45 doktor dan 2 guru besar.

Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat sejak 1985 sampai saat ini memiliki kampus yang tersebar di 4 kota dalam Provinsi Sumatera Barat yakni kota Padang, kota Padang Panjang, kota Bukittinggi dan kota Payakumbuh.

Perguruan tinggi perlu mengembangkan pemikiran-pemikiran baru yang out of the box dan berbeda dengan tradisi keilmuan yang seringkali diredusir pengembangannya oleh individu tertentu yang malas belajar.

Hal ini akan mendorong transformasi perguruan tinggi sehingga program-program akademiknya mampu menghasilkan insan unggul dan berdaya saing global. 

Menurut Herry Suhardiyanto Mantan Rektor IPB (2015) Pribadi unggul dapat dilihat dari karakter yang memiliki lima filosofi dasar yaitu 1) memiliki kemampuan berpikir dan gemar menggali ilmu pengetahuan, 2) pandai mengambil hikmah, dan pelajaran dari setiap fenomena alam maupun sosial, 3) selalu berpegang teguh pada kebaikan dan keadilan, 4) memiliki pengetahuan luas, kritis dan teliti dalam menerima informasi, teori dan proporsional, 5) dan mampu mengedepankan kemaslahatan umat.

Dibalik itu, menurut Fathur Rokhman, Rektror UNES Semarang, (2022) mengutip Alvin Toffler dalam Power Shift (1990) manusia unggul digambarkan dalam pergeseran zaman dan bergesernya kriteria manusia unggul. 

Ada tiga periode besar perubahan manusia unggul. Pada periode pertama peradaban manusia, manusia unggul di identifikasi oleh kekuatan fisik, karena itulah, pemimpin kelompok hampir selalu yang terkuat kondisi tubuhnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline