Apakah itu analisis makna itu? Untuk apa?
Oleh : Try Gunawan Zebua
Gunungsitoli, Senin, 14 April 2025
Suatu permasalahan dapat diselesaikan dengan menggunakan penelitian. Itu karena setiap penelitian harus bermula dari sebuah masalah. Baik yang di temukan di sekitar kita, maupun pada berbagai media cetak dan online yang ada di sekitar kita. Hal tersebut terjadi karena disekitar kita selalu ada masalah di temukan, apalagi di berbagai media cetak dan online di sekitar kita. Bahkan kita sendiri pun pasti mengalami suatu masalah tertentu.
Salah satu jenis dari metode penelitian, dari sekian banyak penelitian adalah metode penelitian kepustakaan (library research). Metode penelitian kepustakaan adalah penelitian yang menggunakan bahan pustaka sebagai penelitiannya. Baik itu jurnal, buku, dan berbagai karya tulis lainnya. Baik itu data primer, sekunder dan tersier. Data primer adalah data utama yang akan di teliti, jika tokoh maka tulisan dari tokoh itu. Data sekunder adalah data tangan kedua, dimana oranglain yang menulis karya seseorang. Sedangkan data tersier adalah data tambahan yang menjelaskan data primer dan sekunder, seperti kamus, dan lain sebagainya
Metode penelitian kepustakaan menggunakan dua analisis, berupa analisis makna dan tertulis. Analisis ini digunakan untuk memahami sebuah teks dan wacana dari apa yang akan di teliti.
Lantas, apakah itu analisis makna itu? Untuk apa?
Pada metode penelitian kepustakaan dan dalam memahami suatu teks dan wacana, maka ada yang disebut sebagai analisis makna. Baik saat melakukan sebuah penelitian, maupun analisis untuk menguji kebenaran dari percakapan oranglain maupun tulisan oranglain. Kita dapat memahaminya dengan menggunakan analisis jenis makna. Analisis makna adalah analisis yang dilakukan dengan cara mencari makna sebenarnya dari sebuah teks atau wacana. Dari setiap kalimat atau paragraf yang akan kita cermati atau amati.
Supaya kita tahu apa yang ingin dikatakan melalui kalimat dan paragraf tersebut. Itu karena terkadang dalam sebuah kalimat atau paragraf, seorang penulis akan menyembunyikan sesuatu. Tidak secara langsung menyampaikan sesuatu melalui suatu kalimat atau paragraf tersebut. Baik secara tertulis, maupun secara lisan dari mulut seseorang. Ada yang disembunyikan atau istilah lainnya, bukan makna yang sebenarnya. Ada yang menyebutkan bukan makna sebenarnya disebut sebagai kiasan.
Jadi, yang seharusnya positif secara tertulis atau lisan, sebenarnya bermakna terbalik menjadi negatif. Begitu juga sesuatu yang bersifat negatif secara tertulis dan lisan, memiliki makna terbalik menjadi positif. Baik tertulis di berbagai media cetak dan online, maupun lisan melalui mulut oranglain. Sehingga maknanya bukan makna yang sebenarnya, atau tidak sesuai dengan kata-kata orang tersebut secara langsung.
Mungkin karena dia segan, tidak mau mengganggu atau merepotkan oranglain, atau dia mau menyembunyikan saja di dalam dirinya (di pendam). Misalnya sebuah kalimat : "Saya sudah makan." Siapa pun orang yang memiliki nama saya itu, saat mengatakan sudah makan dapat berarti bahwa sebenarnya sudah makan, maupun tidak makan sama sekali. Dia menolak secara halus atau baik-baik tawaran oranglain. Biarpun pada ujungnya bisa jadi terdengar suara bunyi perut yang lapar di telinga orang tersebut. Tapi, dia tidak mau mengatakan secara langsung. Sehingga apa yang di tuliskan bertentangan atau berlawanan dengan maksud yang sebenarnya.