Bos franchise Assassin's Creed Marc-Alexis Cote resmi hengkang dari Ubisoft setelah 20 tahun. Kabar ini terungkap dua minggu setelah Vantage Studios, perusahaan patungan dengan Tencent, berdiri sebagai penganggung jawab franchise AC, Far Cry, dan Rainbow Six.
Bos Assassin's Creed Hengkang dari Ubisoft
Dilansir VGC dan IGN, staf Ubisoft mendapatkan kabar ini melalui email internal. Publisher asal Prancis itu mengungkap rasa terima kasih pada Cote atas kontribusi dalam franchise game action-adventure selama dua dekade terakhir.
Chalie Guillemot dan Chistophe Derennes selaku co-CEO Vantage Studios menambah detail melalui email internal. Mereka mengaku telah menawarkan posisi petinggi dalam perusahaan tersebut, tetapi Cote menolaknya. Keduanya memaparkan ia memilih untuk pindah ke perusahaan lain untuk membuka lembar baru.
"Sementara kami harus kecewa dengan keputusan ini, kami paham dan menghormat Marc-Alexis Cote dan ekspekstasi beserta prioritasnya terkait masa depan Vantage Studios," tulis keduanya.
Cote atau lebih dikenal dengan inisial "Mac" oleh koleganya, bergabung dengan Ubisoft sebagai insinyur software pada 2005. Ia melebarkan kariernya sebagai lead engine programmer Prince of Persia: The Forgotten Sands.
Mac kemudian mulai membantu mengembangkan franchise Assassin's Creed dengan berperan sebagai lead level designer di Brotherhood. Ia kemudian menjadi sutradara untuk AC3 ((2012) dan direktur kreatif AC Syndicate (2014).
Sejak Maret 2022, ia memimpin tim global franchise dengan membuat strategi jangka panjang sebagai bagian dari relaunch. Tetapi strateginya tidak begitu mulus karena Shadows yang rilis Maret 2025 penuh kontroversi terkait Yasuke, sosok samurai berkulit hitam, sebagai protagonis. Proyek selanjutnya, Hexe, masih belum memiliki jadwal rilis.
Vantage Studios Kini Bertanggung Jawab dalam Pengembangan Franchise
Sementara itu, franchise Assassin's Creed akan berlanjut di bawah naungan Vantage Studios. Entitas yang terpisah itu terbentuk oleh Ubisoft dengan 25 persen kepemilikan saham berada di tangan Tencent. Selain AC, anak perusahaan itu juga bertanggung jawab dalam franchise Rainbow Six dan Far Cry.
Terlebih, terdapat pula laporan bahwa Ubisoft membatalkan entri terbaru franchise berlatarkan saat post-Civil War. Game tersebut menampilkan sosok budak berkulit hitam yang menghadapi kekejaman Ku Klux Klan. Menyusul potensi kontroversi, publisher Ghost Recon itu justru membatalkannya pada musim panas 2024.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI