Dari Wirasaba ke Toyamas (4) - Adipati Wargautama Gugur Tersungkur
Oleh: Toto Endargo -- Membaca Babad Wirasaba
Pendahuluan
Perjalanan pulang Ki Adipati Wirasaba dari Pajang ternyata menjadi perjalanan terakhirnya. Meski Sultan telah menyesal dan mengirim utusan untuk membatalkan titah eksekusi, takdir berbicara lain. Di tengah singgahnya di Bener, sebuah kesalahpahaman fatal antara dua rombongan utusan prajurit berujung pada tragedi yang mengubah sejarah hubungan Wirasaba dan Pajang.
Narasi
Dikisahkan, Ki Adipati Wirasaba singgah di kediaman Kyai Ageng di Bener. Beliau duduk di bale bapang, dijamu nasi dan pindang angsa, dan menikmatinya dengan lahap.
Saat baru setengah menyantap hidangan, datanglah tiga prajurit utusan Sultan. Mereka menunggu dengan sopan, tidak langsung menyampaikan titah karena menghormati sang adipati yang sedang makan.
Tak lama kemudian, dari kejauhan tampak tiga utusan lain --- yang sebenarnya membawa pesan pembatalan hukuman. Melihat rekannya sudah berdiri di depan Ki Adipati, salah satu dari rombongan kedua melambaikan tangan keras-keras. Maksudnya: "Batalkan titah! Mundur!"
Namun para utusan pertama justru mengira itu perintah mempercepat eksekusi. Seketika mereka mengepung dan menusukkan keris ke dada Ki Adipati.
Utusan kedua berlari kaget: "Bagaimana ini? Kami diutus untuk membatalkan hukuman! Lambaian tangan tadi maksudnya agar kalian mundur!"