Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Ruang Digital, Antara Berkah dan Bencana

Diperbarui: 2 Oktober 2025   04:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi 

Apakah Kita Hanya Sebagai Penonton?

Saya sering melihat betapa cepatnya internet mengubah cara kita belajar, bekerja, dan berinteraksi. Dunia terasa lebih dekat dalam genggaman. Namun, di balik layar ponsel yang tampak sederhana, ada ancaman besar yang diam-diam mengintai generasi kita: pornografi dan judi online.

 Ancaman Senyap bagi Generasi Muda

Akses internet yang semakin mudah membuat konten pornografi tersebar luas dan sulit dikendalikan. Anak-anak dan remaja, yang masih berada pada tahap pembentukan karakter, sering kali menjadi korban paparan dini terhadap konten yang tidak pantas.

Dampak negatifnya antara lain:


  • Menurunnya konsentrasi belajar.
    Merusak kesehatan mental dan emosi.
    Membentuk pola pikir yang salah tentang relasi dan seksualitas.

    Menurut data Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), sejak 20 Oktober 2024 hingga 8 Maret 2025 telah ditangani 1.352.401 konten negatif (pornografi + judi online) melalui kanal aduankonten.id. Dari jumlah itu, 233.552 konten berkaitan dengan pornografi (mayoritas dari website), sementara platform X (Twitter) menyumbang 10.173 kasus (Antara News).

    Bahkan, Menteri Komunikasi dan Digital menyebut selama empat tahun terakhir terdapat 5,5 juta konten pornografi anak yang tersebar di media sosial di Indonesia, menjadikan Indonesia salah satu negara dengan paparan tertinggi di dunia (BeritaSatu).


Jeratan Ekonomi dan Sosial

Selain pornografi, judi online juga menjadi bom waktu di masyarakat. Aplikasi dan situs judi begitu mudah diakses, bahkan sering menyamar sebagai game online. Banyak orang terjerumus karena iming-iming keuntungan instan.

Akibatnya:

Kehancuran ekonomi keluarga akibat kerugian finansial.

Meningkatnya kriminalitas demi menutup hutang.
Rusaknya hubungan sosial karena kehilangan kepercayaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline