Lihat ke Halaman Asli

taufik sentana

Personal Development

Tardji dan Malna, di Sebuah Kota

Diperbarui: 14 Oktober 2025   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tardji membawa kapak. Malna membawa kata kata ke dalam sebuah museum tanpa atap.


Di kota, Tardji menulis puisi tentang jembatan yang tak menghubungkan hati. atau tanah air yang menjadi air mata. 

Dan Malna, menulis di meja kerja dengan sederet instalasi kata yang dipilih dari nama resep di dapur, produk makanan lokal dan nama nama lorong di Berlin, lalu ia membuka kulkas, mencari sepotong apel yang pernah dipotong oleh pisau Sapardi.

Pada malam kemudian,Sapardi mengetuk mimpi Malna dan meredam amuk Tardji.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline