Lihat ke Halaman Asli

Tarmidinsyah Abubakar

Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Partai UMMAT, Kenapa Bukan PAN Reformasi?

Diperbarui: 4 Oktober 2020   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olah pribadi

Partai UMMAT, Kenapa Bukan PAN Reformasi?

Partai UMMAT adalah suatu nama partai yang digagas dalam musyawarah para pendiri partai baru prof. Amien Rais dan para pemikir. Kemudian nama partai ini diumumkan dalam media sosial dan grub-grubnya untuk tersebar kepada segenap para politisi yang menunggu informasi tersebut.

Berbagai macam persepsi muncul dalam pemikiran masyarakat yang sangat bergantung pada tingkat wawasannya masing-masing sebelum mendapat informasi dan penjelasan tentang platform perjuangan partai ini.

Tentu penilaian itu akan menghadapkan Sosok nama besar Prof. Amien Rais yang tokoh utama Reformasi sebagai pemimpin politik yang memiliki banyak kader, banyak pendukung dan simpatisan serta tidak kurang pula mereka yang menempatkannya sebagai musuh dalam pandangan politik.

Sebagai contoh yang paling besar bisa kita baca pandangan masyarakat secara umum tentang perubahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi. Dalam perjalanan masa Reformasi paska amandemen UUD 1945 yang masa itu menjadi tuntutan mendasar sebahagian besar rakyat untuk adanya perubahan pada bangsa dan negara ini. Namun setelah berjalan beberapa tahun kemudian masyarakat menjadi dua bahagian  dalam persepsi tersebut.

Hal ini sangat tergantung pada tingkat wawasan dan pengetahuannya tentang politik dan bernegara. Kelompok masyarakat pertama, yang berpikir tentang kebebasan dan mengedepankan hak politiknya tentu saja menganggap perubahan dalam masa Reformasi sebagai suatu kemajuan bangsa dan negara yang signifikan karena masyarakat Indonesia terbelenggu begitu lama dalam kediktatoran dan keterbatasannya dalam kepemimpinan dan politik.

Masyarakat yang tergolong ke dalam golongan ini adalah masyarakat kalangan menengah atas dalam pendidikan, pengetahuan dan wawasannya, bukan menengah atas dalam perspektif kaya dan miskin sebagaimana pandangan orang kebanyakan yang memandang status sosial itu dengan indikator memiliki kekayaan atau harta benda. Pandangan semacam ini adalah pandangan masyarakat materialistis yang miskin ilmu pengetahuan pada bangsa kaum bar-bar.

Kedua, tentu saja pada masyarakat kelompok menengah ke bawah dalam pengetahuan, wawasan dan pendidikannya. Mereka memandang bahwa masa sebelum Reformasi masyarakat lebih sejahtera dalam kacamata yang sempit. Lapangan pekerjaan pada perusahaan besar yang saat itu masih dalam membangun infrastruktur pengeksploitasian hasil bumi di tanah Indonesia oleh bangsa asing. Sementara masyarakat Indonesia terserap menjadi buruh yang mendominasi tenaga security, driver, dan tenaga kasar lapangan.

Logika Politik

Tulisan ini mengetengahkan cara berpikir logis terhadap politik dan penyederhanaan teori politik untuk rumus politik. Kemudian penulis menghindari puja-puji kehebatan orang atau bagusnya suatu partai politik. Karena hal itu dapat menjadi antitesis bagi masyarakat Indonesia dan daerah yang sudah banyak memahami partai politik dan prilaku para politisi kekinian.

Pertama, ada rumus politik yang mengatakan bahwa "kalau anda mendukung maka anda akan mencari cara, tetapi ketika anda tidak mendukung maka anda akan menggali berbagai dalih".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline