Ada fenomena menarik di ekonomi modern: semakin kita cashless, semakin dompet terasa... less.
Dulu, ketika masih pakai uang kertas, kita masih bisa dengar suara "kresek" dari dompet --- tanda kehidupan finansial.
Sekarang? Hanya bunyi notifikasi yang bilang, "Pembayaran berhasil!"
Padahal yang berhasil itu bukan kamu --- tapi aplikasinya.
Mari saya ceritakan sedikit.
Zaman dulu, kalau mau jajan, kita masih berpikir dua kali: "Uangnya cukup nggak, ya?"
Sekarang, tangan lebih cepat dari otak.
Sebelum logika bicara, jempol sudah menekan 'Bayar Sekarang'.
Ironinya, kita hidup di era paling canggih dalam sejarah, tapi justru paling impulsif dalam berbelanja.
Mungkin ini yang disebut revolusi industri keuangan versi tukang jajan.
Dalam teori ekonomi perilaku, ada istilah pain of paying --- rasa sakit saat mengeluarkan uang.
Nah, sistem digital itu seperti obat bius: rasa sakitnya hilang, tapi pengeluarannya tetap terjadi.
Itulah mengapa, ketika pakai uang tunai, kita berpikir keras sebelum membeli;
tapi ketika pakai e-wallet, kita cuma berpikir, "Lumayan, ada cashback 5%."
Padahal yang 95% lagi terbang tanpa pamit.
Dan yang paling lucu: generasi cashless ini sering merasa dirinya financially savvy.
Mereka bangga memamerkan grafik pengeluaran di aplikasi keuangan.
Tapi begitu ditanya, "Tabungan darurat udah berapa bulan?" --- tiba-tiba sinyal Wi-Fi hilang.
Saya tak bermaksud menertawakan teknologi --- saya hanya sedang menertawakan cara kita menggunakannya.
Dompet digital seharusnya alat bantu, bukan alat tipu.
Tapi entah kenapa, makin sering kita scan barcode, makin hilang batas antara "butuh" dan "pengen."
Mungkin nanti generasi berikutnya tak lagi disebut "generasi Z", tapi "generasi QR."
Solusinya?
Kembalikan sedikit "rasa" dalam uang.
Bukan berarti harus balik ke uang tunai, tapi belajarlah merasa lagi.
Tiap kali mau bayar pakai e-wallet, bayangkan kamu sedang menyerahkan lembaran seratus ribu ke orang lain.
Kalau masih tega, silakan lanjut. Kalau mulai ngilu --- selamat, itu tandanya otak ekonomimu hidup lagi.
Jadi, wahai para pejuang cashback dan promo midnite, ingatlah:
uang digital boleh tak terlihat, tapi dampaknya nyata.
Karena dalam dunia cashless society, kadang yang paling "less" justru akal sehat kita sendiri.
Jadi mari upgrade otak Kita digital juga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI