Mohon tunggu...
Natanael Fernando Widhi Arsa
Natanael Fernando Widhi Arsa Mohon Tunggu... Pelajar

Pelajar Kolese Kanisius CC'26

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Belajar dari Ketidaksempurnaan: Canisius College Cup XL

5 Oktober 2025   20:53 Diperbarui: 5 Oktober 2025   20:58 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(dokumentasi pribadi CC Cup XL)

Di tengah padatnya Jakarta, pekik sorak dari lapangan-lapangan Kolese Kanisius kembali menggema. Selama sepekan penuh, lebih dari dua ratus sekolah berkumpul dalam ajang Canisius College Cup XL 2025. Dari pagi hingga sore, musik, teriakan suporter, dan suara peluit wasit bersahut-sahutan. Namun di balik riuhnya kompetisi, ada sesuatu yang jauh lebih besar yang sedang dirayakan: proses menjadi manusia yang utuh, meski tidak sempurna.

"a beautiful thing is never perfect", el-elw m yekmelsh

Canisius College Cup XL mengangkat tema el-elw m yekmelsh, berakar dari peribahasa Mesir Kuno yang berarti "a beautiful thing is never perfect". Bukan sekadar kalimat puitis di spanduk-spanduk acara, tema ini menjadi cermin bagi ribuan remaja yang sedang mencari arah; sedang berproses menemukan arti perjuangan, kerja sama, dan kegigihan. Bahwa keindahan tidak lahir dari kesempurnaan, melainkan dari keberanian untuk terus mencoba meski sering jatuh.

Ruang Tumbuh, Bukan Sekadar Arena

Canisius College Cup bukan ajang yang baru. Kegiatan ini telah menjadi tradisi panjang yang menggabungkan kompetisi, kreativitas, dan persaudaraan. Tahun ini, ada dua puluh cabang lomba yang digelar, dari olahraga hingga seni dan debat. Setiap pertandingan menjadi ruang bagi anak muda untuk tumbuh, bukan sekedar secara fisik, tetapi juga secara batin.

(dokumentasi CC Cup XL)
(dokumentasi CC Cup XL)

Di sela riuh lapangan mini soccer, terlihat bagaimana sebuah pertandingan kecil bisa memantulkan nilai besar. Di antara peluh dan teriakan, ada pemain yang menepuk bahu lawan usai kalah, ada suporter yang diam ketika tim lawannya merayakan pertandingannya, ada tim yang menghampiri suporter lawan untuk mengucapkan terimakasihnya. Tindakan-tindakan sederhana seperti itu memperlihatkan bahwa kompetisi yang sehat bukan tentang menumbangkan, tetapi tentang menghormati.

Ketidaksempurnaan di lapangan itu justru memperlihatkan sisi terbaik manusia: kemampuan untuk belajar, memperbaiki diri, dan tetap berjalan meski tidak selalu menang.

Tema yang Menyentuh Realitas Generasi

Generasi muda hidup di tengah dunia yang serba cepat, penuh tekanan untuk tampil sempurna dari nilai akademik, penampilan, hingga media sosial. Di tengah budaya yang mengagungkan hasil, CC Cup XL menawarkan narasi tandingan bahwa proses jauh lebih berharga daripada suatu piala.

Melalui pertandingan, penampilan, dan kerja panitia di balik layar, para peserta belajar arti ketidaksempurnaan yang produktif. Panitia SMP dan SMA yang menghabiskan waktu berbulan-bulan menyiapkan acara belajar tentang manajemen, disiplin, dan kerja kolektif. Banyak hal berjalan tak sesuai rencana, tetapi acara tetap hidup karena semangat yang mereka miliki. Di situlah makna tema tahun ini terasa nyata.

El-elw m yekmelsh bukan sekadar filosofi, tetapi pengalaman yang dihidupi. Ini mengajarkan bahwa sesuatu yang indah justru lahir dari kekurangan, dari usaha memperbaiki diri setiap kali jatuh.

Dari Sekolah ke Kehidupan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun