Makam ini terletak di Jl. Jatinegara Kaum Raya No.20B Kel. Jatinegara Kaum, Jakarta Timur sekitar 100 meter dari makam Pangeran Jayakarta, namun pengunjungnya tidak begitu banyak tidak seperti di makam Pangeran Jayakarta yang selalu penuh oleh pengunjung, baik yang ingin berziarah maupun sekedar melihat makam (kuburan) dari sosok yang selama ini dikenal sebagai tokoh yang selalu dihubung-hubungkan dengan nama kota Jakarta. Saya sendiri sebagai seorang yang lahir dan besar di Jakarta sangat tertarik membaca kisah heroik beliau ketika memimpin perlawanan terhadap tentara VOC. 1368801152244941507
13688040981338553435
Di dalam bangunan tersebut terdapat empat buah makam yang terdiri dari makam utama yang sang Pangeran Sanghyang di beri kelambu putih, disebelahnya bersemayam ibundanya (tulisan di nisan kurang jelas terbaca ) sementara dua makam lainnya adalah makam kerabat dekatnya atau orang kepercayaan beliau. Untuk beberapa waktu saya tertunduk membacakan doa yang biasa dibaca saat berziarah. Semua yang hidup pasti akan mati, begitu juga dengan saya. Bilakah saat itu datang? Memang salah satu tujuan berziarah adalah untuk mengingatkan kepada kita bahwa kitapun akan terbaring disitu menjadi mayit yang menyatu kembali dengan tanah sebagaimana kita berasal, namun adakah yang menziarahi kuburan kita untu membacakan doa?13688051651764266371
1368805219443475645
Setelah itu saya meninggalkan ruangan tersebut untuk melihat sekeliling area makam dimana terdapat cukup banyak makam yang saya perkirakan adalah makam para pengikut-pengikut beliau ataupun para keturunannya. Makam-makan tersebut ada yang masih hanya berupa gundukan batu ataupun yang di keramik namun sudah banyak yang rusak karena dimakan waktu.13688055721498465866
1368805744253703098
13688058892057405996
Tidak jauh dari makam-makam tersebut terdapat papan pengumuman yang mulai rusak yang berisi pemberitahuan bahwa kompleks makam Pangeran Sanghyang merupakan Suaka peninggalan sejarah dan purbakala yang harus selalu dijaga kelestariannya.136880619423845975
Juru kuncen ataupun petugas kebersihan makam tidak bisa memberikan informasi yang jelas tentang siapakah sebenarnya Pangeran Sanghyang (Rd.Syarif) dan bagaimana sepak terjang beliau pada saatbeliau hidup hingga wafat dan dimakamkan di daerah Jatinegara Kaum. Sedikit keterangan yang bisa saya peroleh adalah bahwa beliau merupakan salah satu tokoh seangkatan pangeran Jayakarta dan merupakan Sesepuh yang melahirkan keturunan warga asli Jatinegara Kaum, dan tempat ini cukup banyak didatangi para peziarah baik yang betul-betul berziarah ataupun yang ngalap berkah ( Suatu hal yang masih banyak terjadi dan sangat memprihatinkan ) dimana yang melakukan adalah orang-orang terlihat pintar, terpandang dan mengaku modern.13688071871300599247
Saya meninggalkan kompleks pemakaman Pangeran Sanghyang dengan berbagai macam pertanyaan yang belum terjawab termasuk sebuah nama yang tertera disalah satu makam yakni Tubagus Kunun. Sampai saat ini jam sebelas malam lewat enambelas menit saya masih duduk berhadapan dengan mbah google dan baru memperoleh satu informasi dari portal resmi pemerintah DKI Jakarta yang hanya menulis satu paragraf pendek tentang makam dan Pangeran Sanghyang ( Rd. Syarif ) tanpa penjelasan lebih jauh. Semoga saja di masa depan lebih banyak lagi informasi sejarah, khususnya tentang Jakarta dan tokoh-tokohnya yang bisa diketahui oleh masyarakat khususnya generasi muda agar lebih bisa mengerti dan menghargai pentingnya sebuah sejarah.Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI