Mohon tunggu...
Daniswara Giri
Daniswara Giri Mohon Tunggu... Pelajar di SMA Kolese Kanisius

halo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tenaga di Balik Tribun

5 Oktober 2025   21:59 Diperbarui: 5 Oktober 2025   22:19 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Closing CC CUP XL 2025

Di tengah dunia yang makin terpecah dan penuh ego, semua siswa dari SMP hingga SMA Kolese Kanisius justru memilih untuk bersatu dalam satu tujuan yang sama, untuk menjalankan CC Cup XL 2025. Dari lapangan hingga ruang kecil di Menteng Raya, mereka belajar bahwa keberhasilan besar bukan lahir dari satu orang hebat, tapi dari kerja sama yang tumbuh dalam perbedaan.

Berita dunia akhir-akhir ini sedang panas. Dari debat sengit di media sosial soal isu politik dalam negeri, sampai konflik di kampus dan sekolah. Semua merasa paling benar, paling hebat, paling tahu segalanya. Di layar handphone, komentar penuh kemarahan muncul setiap detik. Kita sedang hidup di zaman di mana bekerja sama terasa lebih sulit daripada berdebat.

Namun di tengah dunia yang penuh ego dan perpecahan ini, ada satu pemandangan berbeda di Menteng Raya 64, Jakarta. Tempat di mana ratusan anak muda, dari SMP sampai SMA Kolese Kanisius, bergandeng tangan menjalankan satu misi besar, Canisius College Cup XL 2025

Ketika Dunia Sibuk Berdebat, Anak Kanisius Sibuk Bekerja Sama

CC Cup bukan sekadar ajang pertandingan antar sekolah, tapi juga panggung besar untuk melihat bagaimana anak-anak muda belajar memimpin dan melayani.

Dan yang luar biasa, roda itu berjalan tanpa ego, tanpa drama, tanpa sekat. Sesuatu yang bahkan sulit kita temukan di dunia hari ini.

Ribuan peserta, ratusan tim, dan lebih dari 1000 panitia bekerja di balik layar. Yang menarik adalah panitianya bukan orang dewasa profesional, tapi siswa Kanisius sendiri, dari yang baru SMP kelas 7 sampai anak SMA kelas 12.

Di tengah jadwal sekolah yang padat, ujian yang menunggu, tryout kelas 12, dan tekanan akademik, mereka belajar membangun kerja sama lintas usia. Anak SMP berkoordinasi dengan kakak SMA, kakak SMA menuntun adik SMP tanpa merasa lebih senior dan tinggi. Semua bekerja di bidangnya masing-masing, keamanan, publikasi dan humas, dekorasi, dokumentasi, administrasi, konsumsi, dan lain-lain, seperti roda besar yang berputar tanpa henti.

Dan yang luar biasa, roda itu berjalan tanpa ego, tanpa drama, tanpa sekat. Sesuatu yang bahkan sulit kita temukan di dunia hari ini.

Kolaborasi di Tengah Dunia yang Retak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun