Lihat ke Halaman Asli

Sutomo Paguci

TERVERIFIKASI

Advokat

4 Hari Pasca Banjir Bandang: Padang Seperti Afrika

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PADANG -- Sudah hari ke-4 pasca bencana besar banjir bandang di kota Padang, Selasa (24/7) malam. Para pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing. Kecuali, pengungsi yang rumahnya hancur atau hanyut sama sekali akibat terjangan air bah, masih berada di pengungsian atau menumpang di rumah sanak famili.

Satu fasilitas publik yang amat sangat vital tapi belum berfungsi hingga hari ke-4 pasca galodo tersebut adalah air PDAM. Terutama di kawasan Lubuk Kilangan, Limaumanih, Pauh, dan Lubek. Hal ini diakibatkan jebolnya intake PDAM di Ulu Gadut, Padang.

Sebagimana luas diberitakan harian lokal di kota Padang, PDAM Padang mengklaim kerugian Rp.8,2 miliar akibat jebolnya intake PDAM di Ulug Gadut, di Jawagadut, di Kampungkoto, dan di Guo Kuranji (Padang Ekspres, 27/7).

Warga yang tak mempunyai sumur sendiri terpaksa mandi berjubel di sungai-sungai sekitar komplek tiap pagi dan sore hari. Sungai yang dulunya cukup bersih sekarang acap ditemui luncuran batang tinja manusia. Sebagian yang tak punya sumur dan enggan mandi di sungai memilih mandi dengan air galon.

Stok air yang ada diirit-irit sedemikian rupa.

Mirip hidup di Afrika.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline