Lihat ke Halaman Asli

Benarkah Uang Kunci Sebuah Kesuksesan?

Diperbarui: 21 Februari 2017   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Juara perdana Chelsea (C) Getty Images.

* Setiap orang memiliki hasrat untuk berhasil.

* Apakah uang adalah penentu utama kesuksesan?

Selayaknya awal tahun, kita biasanya punya banyak goal, impian. Terus apa yang teman-teman lakukan buat meraih goaltersebut? Buat “Scale SMART” goal, misalnya. Selain itu ikut training, mencari buku-buku yang mendukung, atau share goal kamu ke circle pertemanan dan akhirnya join dengan mereka yang punya misi yang sama. Setelah tahu apa tujuan yang jelas. 

Start something that matters. Kamu akan berusaha agar bisa berhasil. Sukses. Tapi sebenarnya apa sih, yang menjadi faktor penentu sebuah keberhasilan? Mungkin kita pernah, bahkan sering banget malah mendengar seruan ini, “yang penting ada duitnya dulu, gan”, atau yang begini, “modal awal yang utama dalam bisnis/usaha kudu punya duit, bro”.

Nah, kurang lebih omongan banyak pihak bisa dirangkum dengan kalimat “uang adalah kunci keberhasilan”, atau ini “uang itu segalanya buat kesuksesan”. Apakah itu benar demikian? Yuk, mari ikuti tulisan ini hingga selesai. Kita akan sama-sama melihat, what works in life. Kurang lebih apa sih yang benar-benar terjadi ?

Meraih impian lamanya untuk meraih liga Inggris. Predikat ini diraih, boleh dibilang dibeli dengan harga sangat mahal. Sesampainya Roman Abramovich datang ke Stamford Bridge, doi langsung memberikan suntikan amunisi yang bikin klub lawan ketar-ketir. Bahkan hingga menunggu sekian tahun akhirnya piala kuping lebar atau gelar Liga Champion berhasil dibawa pulang ke London. 

Orang banyak akan berani sesumbar kalau memang uang itu kunci kesuksesan. Nggak butuh waktu lama, uang mampu membeli pemain-pemain matang dan pelatih sukses untuk meraih trofi. 4 gelar juara EPL dalam 13 tahun terakhir berhasil diraih The Blues Chelsea.

                                                                                                                                          ***

Kisah Jerman

Prestasi semenjana di kejuaraan internasional. Modal mental bak gladiator di lapangan tentu tidak cukup untuk membawa pulang gelar tim terkuat sejagad. Merombak sistem pembinaan usia dini dan menghadirkan sistem baru dalam tatanan sepakbola Jerman. Raphael Honigstein, pundit ESPN FC dalam “Daas Reboot” mencoba menarasikan bagaimana Tim Panser berjuang mengembalikan kedigdayaan mereka di kancah dunia.

Tim Jerman akhirnya berhasil meraih juara Piala Dunia 2014. Cukup beruntung meraih gelar runner-up dalam Euro 2016. Tim sepakbola Jerman berhasil menghadirkan rasa segan bagi para lawan. Meski ditinggal sang pionir Klinsmann, “Jogi” Low tetap berada dalam jalur tepat untuk membawa Nationalmannschaft bersaing meraih gelar di setiap kompetisi yang ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline