Lihat ke Halaman Asli

Sindi Julfa Saphira

Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)

Daur Ulang Sampah

Diperbarui: 23 Februari 2021   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sampai saat ini sampah masih menjadi pusat perhatian dunia, mengapa? Karena sampah memiliki permasalahan dan adapun dampak negatif yang ditimbulkannya. Jumlah sampah nasional 2020 mencapai 67,8 juta ton, bantuan fasilitas pengelolaan sampah yang diberikan untuk Kabupaten Subang berupa satu unit Pusat Daur Ulang. Kapasitas 10 ton per hari, dan dua motor sampah roda tiga. 

Sedangkan Kabupaten Bekasi difasilitasi satu init Pusat Daur Ulang. Kapasitas 10 ton per hari dan 3 motor sampah roda tiga. Jadi, jumlah timbunan sampah nasional pada 2020 mencapai 67,8 ton.
Pada tahun 1950 produksi sampah dunia ada di angka 2 juta ton pertahun. Sementara pada 2015 produksi sampah sudah ada di angka 381 juta ton pertahun angka ini sangat meningkat lebih jauh dari 190 kali lipat, dengan rata-rata peningkatan sebesar 5,8 ton pertahun.

Dikutip dari website IDN Times, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( Wamen LHK) Alue Dohong yang telah meresmikan fasilitas untuk pengelolaan sampah untuk Kabupaten Subang dan Bekasi.

 Untuk produksi sampah di Sumut mencapai 10.091 ton per hari atau 3.69 juta ton pertahun. Tetapi, sampah yang terkelola di Sumut baru 11%. Pada tahun 2019 Pemprov telah membangun satu unit Pusat Daur Ulang (PDU) di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang.

Dikutip dari website bisnis.com, bahwasanya sampah di Pemprov Sumatera Utara yang terkelola baru 11% dari total volume sampah 3,69 juta ton pertahun. Artinya 89% sampah di Sumut tak terkelola.

Untuk pengelolaan sampah di Pematangsiantar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjung Pinggir, di nilai warga sudah tidak bisa menampung sampah warga Siantar hingga akhir tahun 2020. Masalahnya, sampah di TPA Tanjung Pinggir sudah menumpuk dan bahkan sampai di pinggir jalan. Pintu masuk TPA pun sudah dipindahkan yang tadinya di tengah, kini sudah berada di samping kiri. Apa saja dampak negatif nya, pastinya dampak nya dapat mendatangkan bauk yang tidak sedap, mendatangkan banjir akibat ceroboh membuang sampah sembarang, serta akan membawa bibit penyakit dan dapat mencemari lingkungan disekitarnya.

Dikutip dari website hetanews.com, menurut warga yang ada disekitar Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Siantar, berharap agar Pemerintah kota Siantar segera mencari lokasi baru untuk menampung sampah, karna TPA Tanjung Pinggir sudah penuh bahkan sudah sampai ke pinggir jalan.

Adapun cara mengatasi atau menangani sampah dengan baik, contohnya seperti daur ulang. Pada saat daur ulang kita bisa membedakan sampah organik dan non organik, cara pengelolaan sampah yang benar, terlebih dahulu dipisahkan jenis sampah sesuai dengan jenisnya, Nah disitu ada dua jenis yaitu sampah organik dan non organik. Cara pengelolaan sampah organik yang paling mudah adalah dengan membuatnya menjadi pupuk kompos yang bisa digunakan untuk berkebun.

Nah, cara pengelolaan sampah non organik dapat di daur ulang seperti kertas, kardus,botol plastik, kaleng dan lain-lain. Sampah kertas dapat diolah dan dijadikan kertas kembali, lalu sampah kardus bisa kita oleh menjadi tempat hiasan dikamar. Untuk sampah plastik dan kaleng bisa dimanfaatkan sebagai wadah, semua tergantung ukuran. 

Pemanfaatan daur ulang sampah tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Tetapi akan ada kesadaran manusia yang memiliki kreativitas dan ketekunan untuk mengolah sampah dengan baik. Pengelolaan sampah juga jisa dilakukan dirumah tangga, caranya yaitu sediahkan dua tempat untuk sampah organik dan non organik lalu sampah-sampah tersebut bisa kita olah kembali menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline