Sejak tiba di Glasgow 1 Oktober kemarin, belum sekalipun saya melihat matahari menunjukkan kuasanya sebagaimana dia beredar penuh percaya diri di langit Indonesia. Bahkan, yang mencubit kulit saya sepanjang hari bukan lagi ultraviolet yang berlimpah ruah tapi dingin yang seakan menembus sampai ke sumsum. Kalau saya ingat-ingat, kurang lebih rasa dinginnya mirip-mirip San Francisco di pagi hari dimana hawa dingin disertai angin yang mengibas-ngibas.
Hingga 4 hari berlalu, barulah muncul sedikit cerah di langit sekitaran University of Glasgow (termasuk area flat saya) setelah awan-awan hitam yang saban hari nangkring di sana disapu perlahan oleh badai Amy siang itu. Sayangnya (turut prihatin), badai dengan nama yang feminin itu, justru melumpuhkan Glasgow, bahkan kabar dari BBC News dan STV News menyatakan badai Amy menyebabkan 42.000 rumah tanpa listrik, melumpuhkan Scotrail, menumbangkan hampir seratusan pohon yang beberapa menimpa mobil di jalanan.
Sebagai perantau baru, saya ngeri-ngeri sedap lihat cuaca di sini. Pasalnya, badan pun turut dihantam demam dan radang, istri saya mengalami iritasi mata, dan anak kami mulai batuk-pilek. Untunglah, buk-ibu Indo Glasgow ini punya empati super tinggi: mereka menyarankan obat-obatan tertentu, meminta kami segera mengurus dokumen General Practitioner (dokter umum/dokter lokal) di kampus atau yang terdekat supaya bisa minta obat gratis. Alhamdulillah-nya lagi, ada yang jualan minuman hangat jahe dan wedang sereh yang langsung saja kami pesan. Mantap buk-ibu!
Indo-PhD Gathering pada Senin 6 Oktober 2025 di Mandela Auditorium, Strath Union, University of Strathclyde. Foto merupakan dokumen IndoPhD Glasgow.
Setelah duduk manis, MC membuka acara dan menyilakan Mbak Ike memulai sesi perkenalan perangkatan. Sejujurnya ini sesi tersulit buat saya karena gak mampu mengingat semua nama, alhasil saya rekam saja setiap angkatan biar bisa putar ulang dan ingat-ngat wajah dan nama para senior, biar saya gak kwalat kalau jumpa mereka di jalan dan sampai hati tidak menegur. Paling tidak, inget wajah meskipun lupa nama.Hehehe.
Indo-PhD Gathering pada Senin 6 Oktober 2025 di Mandela Auditorium, Strath Union, University of Strathclyde. Foto merupakan dokumen IndoPhD Glasgow.
Dari perkenalan itu, beberapa sudah saya tahu namanya meskipun ketemu langsung sebelumnya, seperti Mbak Rikha yang sudah memasukkan saya ke group Indo-Glasgow PhD, ada Mas Ocid yang kebetulan satu Flat di Oakfiled Avenue, lalu Mas Adit yang kebetulan saya tahu namanya dari istri saya yang sudah lebih dulu kenal Mbak Ningrum (istrinya Mas Adit), dan tentu saja ada Mas Sani yang saat kami datang, istrinya (Mbak Isra) membuat jamuan selamat datang yang luar biasa enak untuk makan siang kami. Masya Allah, kebaikan yang tak mungkin bisa kami balas. Barakallahu fikum ya kaka-kaka senior. Tabe!
Saat tiba giliran kami angkatan 2025, lah rupanya hanya 5 orang sembari ditemani senior lainnya yang sudah lebih dulu masuk di awal Mei 2025 (jadi berenam :D). Katanya, secara tahun masuk 2025 tapi iyurannya ikut 2024.Hahaha. Memang bagus-bagus selera humor para senior IndoPhD ini, saya khawatir mati kutu karena gak bisa nimpali candaan (maklum, bukan Komeng).
Indo-PhD Gathering pada Senin 6 Oktober 2025 di Mandela Auditorium, Strath Union, University of Strathclyde. Foto merupakan dokumen IndoPhD Glasgow.
Mas Sufian in action! Indo-PhD Gathering pada Senin 6 Oktober 2025 di Mandela Auditorium, Strath Union, University of Strathclyde. Foto merupakan doku
Indo-PhD Gathering pada Senin 6 Oktober 2025 di Mandela Auditorium, Strath Union, University of Strathclyde. Foto merupakan dokumen IndoPhD Glasgow.