Lihat ke Halaman Asli

serlin waruwu

Aku mau profesi menulis internasional

Di Balik gelap, Maih ada fajar

Diperbarui: 19 Juli 2025   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Sumber dokumentasi( Foto pribadi/Serlin waruwu)

Ada masa ketika hidup terasa begitu berat. Langit seperti kehilangan warna birunya, dan hari-hari seperti tak memberi jeda untuk bernapas. Kita semua pasti pernah berada di titik itu---titik di mana segalanya tampak gelap, dan harapan terasa begitu jauh.

Aku pernah, mungkin kamu juga pernah. Atau, mungkin saat ini kamu sedang berdiri di sana. Di ruang yang sunyi, di pelataran sepi yang tak seorang pun tahu sedang kamu lewati. Tapi hari ini, izinkan aku bercerita, bukan sebagai orang yang sudah selesai berjuang, tapi sebagai sesama pejalan yang juga pernah tersandung, jatuh, dan berusaha bangkit kembali.

Hidup Tak Selalu Terang

Hidup bukan selalu tentang senyum dan keberhasilan. Ada luka, ada kehilangan, ada kegagalan yang menusuk hingga ke dasar hati. Tak jarang kita bertanya dalam hati: "Kenapa semua ini terjadi padaku?"

Namun semakin lama aku hidup, semakin aku mengerti bahwa kegelapan bukan berarti akhir dari segalanya. Seperti malam yang tampak pekat, ia hadir bukan untuk menakutkan, tapi untuk menenangkan, untuk memberi waktu merenung, untuk memberi ruang bagi cahaya fajar di esok hari.

Kita tak bisa memaksa hari-hari indah datang cepat. Tapi kita bisa memilih untuk bertahan. Meski hanya dengan satu tarikan napas lagi, satu langkah kecil lagi. Dan di situlah kekuatan sejati muncul: bukan dari yang selalu tersenyum, tapi dari mereka yang tetap berjalan meski dunia seolah runtuh.

Luka yang Mengajarkan

Aku belajar bahwa tidak semua hal bisa disembuhkan dengan cepat. Ada luka yang butuh waktu. Ada duka yang tak bisa segera dilupakan. Tapi ternyata, luka-luka itulah yang mengajarkan. Mereka mengasah kita, membentuk keteguhan hati, menanamkan empati.

Di masa-masa tergelap, aku menemukan bahwa orang-orang yang tampak paling tenang bukan karena hidup mereka mudah, tapi karena mereka telah melewati badai dan memilih untuk tidak menyerah.

Aku pernah merasa ingin menyerah, ketika semua yang aku upayakan tak membuahkan hasil. Ketika orang yang aku cintai justru memilih pergi. Ketika perjuangan tak dihargai, dan mimpi terasa semakin jauh. Tapi satu hal yang membuatku bertahan adalah keyakinan bahwa semua ini akan berlalu.

Di Balik Gelap, Masih Ada Fajar

Fajar tidak selalu datang cepat. Tapi ia pasti datang.

Aku belajar bahwa harapan bisa tumbuh di tempat yang paling tak terduga. Dalam doa-doa diam, dalam pelukan hangat seorang sahabat, dalam kata-kata kecil dari orang asing yang entah kenapa terasa begitu tepat.

Saat hidup gelap, jangan buru-buru menyimpulkan bahwa itu akhir. Kadang, justru di tengah kegelapan itu, kita bisa lebih jujur pada diri sendiri. Kita bisa benar-benar tahu, siapa yang tetap tinggal, siapa yang benar-benar peduli.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline