Lihat ke Halaman Asli

Paradigma Antropologi

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Paradigma Antropologi

1.Evolusionisme klasik

Paradigma ini berkembang pada akhir abad ke-19. Evolusi klasik (Lewis Henry Morgan (1977) dan Edward B. Tylor (1871)) berupaya menelusuri perkembangan kebudayaan manusia sejak yang paling awal, asal usul primitif, hingga yang paling mutakhir, bentuk yang paling kompleks.

2.Difusionisme

Paradigma ini terutama menjelaskan kesamaan-kesamaan di antara berbagai kebudayaan

3.Partikularisme historis

Memusatkan perhatian pada pengumpulan data etnografi dan deskripsi mengenai kebudayaan tertentu

4.Struktural-fungsionalisme

Struktural-funsionalisme berasumsi bahwa komponen-komponen sistem sosial, seperti halnya bagian-bagian tubuh suatu organisme, berfungsi memelihara integritas dan stabilitas keseluruhan sistem.

5.Antropologi psikologi

Penelitian dalam antropologi psikolog terutama terletak pada konsep-konsep dan teknik-teknik yang dikembangkan dalam psikologi.

6.Strukturalisme

Strukturalisme berasumsi bahwa pikiran manusia senantiasa distrukturkan menurut oposisi binari, dan kaum strukturralis mengklaim bahwa oposisi-oposisi tersebut tercermin dalam berbagai variasi fnomena kebudayaan, termasuk bahasa, mitologi, kekerabatan, dan makanan.

7.Materialisme dialektik

Materialisme dialektik berupaya menjelaskanalasan-alasan terjadinya perubahan dan perkembangan sistem-sistem sosial budaya.

8.Cultural materialisme

Paradigma ini berupaya menjelaskan sebab-sebab kesamaan dan perbedaan sosial budaya

9.Etnosains

Paradigma ini sebagai strategi penelitian untuk mengidentifikasi aturan-aturan kebudayaan yang implisit yang melandasi perilaku.

10.Antropologi simbolik

Paradigma ini dibangun atas asumsi bahwa manusia adalah hewan pencari makna, dan berupaya mengungkapkan cara-cara simbolik dimana manusia secara individual, dan kelompok-kelompok kebudayaan dari manusia, memberikan makna kepada kehidupannya.

11.Sosiobiologi

Paradigma ini berusaha menerapkan prinsip-prinsip evolusi biologi terhadap fenomena sosial dan menggunakan pendekatan dan program genetika untuk meneliti banyak perilaku kebudayaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline