Lihat ke Halaman Asli

Grisela

Mahasiswa

Mengenal lebih dekat filsafat periode socrates: Telaah dari Frederick

Diperbarui: 10 Oktober 2025   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: pribadi/Grisella

CoplestonBuku Filsafat Periode Socrates karya Frederick Copleston merupakan salah satu karya penting dalam memahami akar pemikiran filsafat Barat. Copleston, seorang filsuf dan sejarawan pemikiran terkenal, menulis buku ini sebagai bagian dari seri sejarah filsafat yang membahas secara runtut perjalanan pemikiran manusia dari masa Yunani Kuno hingga modern. Dalam buku ini, Copleston menyoroti tokoh-tokoh besar seperti Socrates, yang menjadi titik balik dalam sejarah filsafat.

Sebelum Socrates, para filsuf lebih banyak berfokus pada alam semesta dan asal mula segala sesuatu. Mereka dikenal sebagai kaum pra-Sokratik, seperti Thales, Anaximandros, dan Herakleitos. Namun, Socrates membawa perubahan besar: ia mengalihkan perhatian dari langit ke manusia. Bagi Socrates, yang terpenting bukanlah memahami bagaimana dunia terbentuk, melainkan bagaimana manusia seharusnya hidup dengan benar.

Frederick Copleston menjelaskan bahwa Socrates adalah filsuf moral pertama. Ia percaya bahwa pengetahuan sejati membawa kepada kebajikan. Dengan metode dialog dan pertanyaan, yang dikenal sebagai metode elenchus atau dialektika, Socrates membantu orang lain menemukan kebenaran melalui percakapan. Dalam buku ini, Copleston menggambarkan bagaimana pendekatan ini menjadi dasar bagi seluruh tradisi filsafat kritis di kemudian hari.

Yang menarik dari penjelasan Copleston adalah cara ia menempatkan Socrates bukan hanya sebagai tokoh sejarah, tetapi sebagai simbol pencarian kebenaran yang tulus. Socrates tidak menulis buku apa pun, namun pengaruhnya justru besar melalui murid-muridnya, terutama Plato. Copleston mengajak pembaca melihat bahwa kejujuran intelektual dan keberanian mempertahankan kebenaran --- bahkan sampai mati --- merupakan inti dari filsafat Socrates.

Buku ini juga menguraikan secara jelas konteks sosial dan politik Yunani pada masa itu, di mana pemikiran Socrates sering kali dianggap mengganggu tatanan yang ada. Namun bagi Copleston, di sanalah letak kehebatan Socrates: ia menolak menerima sesuatu tanpa berpikir kritis, dan mengajarkan bahwa kebijaksanaan dimulai dari kesadaran akan ketidaktahuan.

Membaca Filsafat Periode Socrates bukan hanya menambah pengetahuan tentang sejarah filsafat, tetapi juga menginspirasi pembaca untuk berani bertanya dan mencari kebenaran. Seperti kata Socrates yang dikutip Copleston, "Hidup yang tidak diperiksa tidak layak dijalani." Melalui buku ini, kita diajak untuk kembali bertanya: apakah kita sudah benar-benar mengenal diri sendiri dan hidup dengan bijaksana?

Refleksi: Belajar dari Keberanian Seorang Pencari Kebenaran

Buku ini menyentuh bukan hanya akal, tetapi juga hati. Socrates mengajarkan bahwa berpikir kritis bukanlah bentuk pemberontakan, melainkan bentuk cinta pada kebenaran. Di zaman sekarang, ketika banyak orang cepat percaya tanpa memeriksa, pesan Socrates terasa semakin relevan. Dari Copleston, kita belajar bahwa filsafat tidak berhenti pada teori, tetapi menjadi cara hidup --- cara untuk terus mencari makna dan kebenaran di tengah dunia yang penuh opini

foto pribadi/Grisella

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline