Lihat ke Halaman Asli

Pertemuan Anies Baswedan-Surya Paloh dan Megawati-Prabowo, Strategi Apa Ini?

Diperbarui: 25 Juli 2019   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, di Kantor DPP Partai Nasdem, Rabu (24/7/2019) | (RYANA ARYADITA UMASUGI - kompas.com)

Pertemuan Megawati dengan Prabowo bersamaan waktunya dengan  pertemuan Anies Baswedan dan Surya Paloh, strategi apa ini? Dan bagaimana hubungannya?

Hari Rabu, (24/07/2019) ada peristiwa politik yang menarik perhatian publik, yaitu pertemuan Anies Baswedan, Guburnur DKI Jakarta dan Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem.

Dan secara bersamaan ada pula pertemuan Megawati, Ketua Umum PDIP, dan Ketua Umum Gerindra, Prabowo. Menariknya, selain karena waktunya bersamaan, kedua pertemuan tersebut di luar dugaan publik, khususnya pertemuan Anies Baswedan dan Surya Paloh. Bagaimana memaknai pertemuan tersebut?

Pertemuan Megawati dan Prabowo di kediaman Megawati dapat dimaknai merupakan kelanjutan dari pertemuan Jokowi dan Probowo di stasiun MRT Jakarta beberapa hari lalu. Pertemuan ini menegaskan bahwa kepentingan Prabowo dengan Jokowi selaku Presiden terpilih merupakan satu paket dengan PDI-P selaku "pemilik" Jokowi. 

Tampaknya pertemuan ini hanya simbolisasi formal bahwa sudah ada kesepakatan-kesepakatn pembagian kekuasaan hasil dari pertemuan elit kedua partai sebelumnya, hasilnya akan kita lihat hari-hari kedepan. Pertemuan ini biasa saja, tidak ada hal yang mengejutkan.

Berbeda halnya dengan pertemuan Anies Baswedan dan Surya Paloh, pertemuan ini mengejutkan publik, antara lain karena; Pertama, Surya Paloh menyatakan Anies Baswedan tokoh yang potensial didukung sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2024. 

Tentu saja pernyataan ini mengejutkan karena publik umumnya memahami Partai Nasdem dan PDI-P adalah dua sekawan sejati yang saling setia mendukung dalam dua periode Pilpres maupun Pilgub DKI 2017, sementara Anies Baswedan yang didukung PKS dan Gerindra adalah rivalnya.

Kedua, Anies Baswedan yang dikenal didukung oleh Islam garis keras  dan sekarang bertransformasi sebagai tokoh simbol politik identitas penggati sosok Prabowo yang dianggap telah "berkhianat" oleh Islam garis keras, tidak pernah dibayangkan publik akan bersekutu dengan Partai Nasdem yang dikenal garis politiknya mirip dengan PDIP.   

"Politik pragmatis dan oportunistik di Indonesia bagai musim pancaroba, arah angin tidak dapat diduga, sewaktu-waktu dapat berbalik arah."

Lebih menarik lagi adalah kedua pertemuan empat tokoh partai utama tersebut waktunya bersamaan, apakah kedua pertemuan ini ada kaitannya? Sudah tentu ada hubungannya, beberapa kemungkinan sebab akibat yang melatar belakanginya adalah;

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline