Lihat ke Halaman Asli

Widodo Judarwanto

TERVERIFIKASI

Penulis Kesehatan

Kerentanan Lansia: Pelajaran Kompleksitas Penyakit Paus Fransiskus

Diperbarui: 9 Mei 2025   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi editing pribadi

Penuaan membawa perubahan fisiologis yang secara signifikan meningkatkan risiko gangguan kesehatan, terutama ketika disertai penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan paru-paru. Studi kasus wafatnya Paus Fransiskus menunjukkan kompleksitas medis yang umum ditemui pada lansia, melibatkan gangguan multi-organ yang pada akhirnya menyebabkan kolaps kardiosirkulatori yang tidak dapat dipulihkan. Masyarakat harus paham risiko kesehatan pada lansia melalui pendekatan ilmiah dan reflektif, dengan menyoroti pentingnya deteksi dini, manajemen komprehensif, dan peran keluarga serta layanan kesehatan dalam merawat populasi usia lanjut.

Usia lanjut merupakan fase kehidupan yang sering kali disertai kerentanan fisik dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Ketika usia menua, tubuh kehilangan ketajaman adaptif terhadap stres fisiologis, sehingga lansia menjadi lebih mudah terpapar infeksi, peradangan, serta gangguan metabolik dan kardiovaskular. Pada masa inilah peran perawatan holistik dan kewaspadaan terhadap perubahan gejala menjadi penting.

Kematian Paus Fransiskus menjadi pengingat kuat bahwa pada usia senja, meski seseorang memiliki akses terbaik terhadap layanan kesehatan, kompleksitas penyakit tetap dapat membawa risiko fatal. Ia tidak hanya mengalami satu penyakit, tetapi kombinasi dari beberapa kondisi medis kronis yang saling memperburuk satu sama lain, menciptakan keadaan kritis yang sulit dibalikkan bahkan dengan intervensi terbaik.

Kondisi Kompleks Kesehatan Paus Fransiskus

Menurut laporan resmi Vatikan, Paus Fransiskus Meninggal Dunia  mengalami gagal napas akut yang disebabkan oleh pneumonia bilateral multimikroba. Kondisi ini menyebabkan pertukaran oksigen dalam paru menjadi sangat terbatas, yang memicu hipoksia dan beban berat pada jantung. Dalam lansia, kekurangan oksigen mempercepat kerusakan organ, dan menjadi pemicu kegagalan sistemik.

Tekanan darah tinggi yang diderita Paus selama bertahun-tahun memperbesar risiko stroke iskemik maupun hemoragik. Stroke ini menyebabkan kehilangan kesadaran, dan dalam kasus beliau, menyebabkan koma yang tidak dapat dipulihkan. Stroke pada lansia seringkali bukan satu kejadian tunggal, tapi bagian dari serangkaian gangguan vaskular yang terjadi secara progresif.

Kolaps kardiosirkulatori menjadi penyebab langsung meninggalnya Paus, sebagaimana dikonfirmasi melalui electrocardiographic thanatography. Dalam kondisi ini, jantung tidak mampu memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh, menyebabkan kegagalan sistem sirkulasi. Lansia dengan jantung yang telah melemah akibat hipertensi dan infeksi sistemik sangat rentan mengalami hal ini.

Bronkiektasis multipel yang diderita Paus adalah kondisi kronis paru-paru yang menyebabkan saluran napas melebar dan terinfeksi berulang kali. Ini menciptakan ruang bagi bakteri untuk berkembang, memicu infeksi yang terus menerus. Infeksi semacam ini menyebabkan kerusakan jaringan paru secara bertahap, yang pada akhirnya tidak dapat disembuhkan hanya dengan antibiotik biasa.

Kematian Paus Fransiskus menunjukkan betapa rapuhnya keseimbangan tubuh pada usia lanjut ketika berbagai penyakit saling berkelindan. Meskipun dikelilingi oleh tim medis terbaik, kompleksitas kondisi medis dan usia lanjut menjadi tantangan terbesar dalam penanganan klinis. Ini menjadi pengingat bahwa pencegahan dan perawatan jangka panjang jauh lebih penting daripada intervensi pada fase kritis.

Kerentanan Lansia terhadap Penyakit Kompleks

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline