Keindahan alam semesta adalah bukti nyata dari keagungan dan kebesaran Allah SWT. Langit biru yang terbentang luas, gunung-gunung yang menjulang kokoh, lautan yang membentang sejauh mata memandang, hingga hembusan angin yang tak terlihat namun terasa---semua adalah ciptaan yang tak hanya indah secara fisik, tapi juga menyentuh batin dan memperkuat keimanan. Ketika kita memandang matahari terbit dari ufuk timur dengan sinarnya yang hangat dan menenangkan, kita seolah diajak merenung: siapa yang mampu menciptakan semua ini dengan begitu sempurna jika bukan Allah, Tuhan semesta alam?
Setiap detil dari ciptaan-Nya menunjukkan kesempurnaan rancangan dan kekuatan kehendak-Nya. Lihatlah bunga-bunga yang bermekaran dengan warna-warni yang tak bisa ditiru oleh cat buatan manusia mana pun. Dengarkan kicauan burung yang merdu di pagi hari, seolah menyanyikan tasbihnya kepada Sang Pencipta. Bahkan seekor semut yang kecil dan nyaris tak terlihat pun diciptakan dengan sistem tubuh yang kompleks, yang mampu mengangkat beban berkali-kali lipat dari tubuhnya. Semua ini menjadi pelajaran, bahwa dalam hal sekecil apapun, Allah menghadirkan keindahan dan hikmah yang dalam.
Tak hanya alam yang besar dan mencengangkan, tetapi juga hal-hal kecil yang sering kita abaikan, sejatinya menyimpan pesona ciptaan Allah yang luar biasa. Tetesan air hujan yang jatuh satu per satu dengan teratur, menghidupkan tanah yang gersang dan membuat pepohonan kembali hijau. Pelangi yang muncul setelah hujan, dengan gradasi warna yang lembut, adalah pengingat bahwa keindahan kadang hadir setelah ujian. Bahkan dalam udara yang kita hirup tanpa sadar setiap saat, tersimpan kasih sayang Allah yang tak pernah putus kepada makhluk-Nya. Segalanya berjalan dengan harmoni yang tidak mungkin terjadi tanpa campur tangan Ilahi.
Keindahan ciptaan Allah juga menjadi penyejuk hati dan sumber ketenangan jiwa. Dalam kesibukan dan hiruk pikuk kehidupan, melihat hijaunya pepohonan atau mendengar gemericik air sungai dapat membawa ketenangan yang tidak bisa dibeli dengan apapun. Hati yang semula gelisah bisa menjadi damai hanya dengan duduk di bawah pohon rindang dan memandangi langit biru. Inilah mengapa banyak ulama dan sufi zaman dulu menemukan ketenangan spiritual dengan merenungi alam; karena dalam alam, mereka menemukan wajah Allah dalam bentuk manifestasi kasih, kuasa, dan kebijaksanaan-Nya.
Namun sayangnya, kita sebagai manusia tidak menyadari keindahan ini. Sebagian besar dari kita terlalu sibuk mengejar dunia, hingga lupa untuk berhenti sejenak dan merenungi apa yang ada di sekeliling. Padahal, Allah sudah menyuruh kita dalam Al-Qur'an untuk memperhatikan langit dan bumi, memperhatikan ciptaan-Nya, sebagai jalan menuju pemahaman dan ketakwaan. Ketika manusia kehilangan rasa kagum terhadap ciptaan Allah, di saat itulah hati mulai mengeras dan lupa bahwa ia adalah hamba, bukan penguasa atas alam ini.
Sudah saatnya kita kembali membuka mata hati dan menyelami keindahan ciptaan Allah sebagai bentuk syukur dan penyadaran. Mengagumi keindahan ciptaan bukan sekadar ekspresi estetika, melainkan bentuk ibadah. Setiap keindahan yang kita saksikan semestinya mengarahkan kita pada kekaguman akan Sang Pencipta, dan semakin menundukkan hati untuk berserah diri. Semoga kita menjadi hamba yang senantiasa bersyukur, mampu menjaga dan menghormati ciptaan-Nya, serta selalu menjadikan keindahan alam ini sebagai jendela untuk melihat cahaya keagungan Allah SWT.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI