Di pinggiran Pantura Tuban Jawa Timur terdapat seorang pemilik tambal ban yang meluangkan waktu serta sedikit penghasilannya untuk menyebarkan ilmu agama di daerah tersebut, daerah yang dikenal sebagai tempat prostitusi.
Orang itu bernama Bapak Rohadi, beliau dulunya merupakan seorang santri di Pondok Pesantren di Sarang Rembang yang di asuh oleh KH.Umar Faruq Imam, hingga akhirnya dijodohkan oleh Kiai nya dan menikah dengan wanita bernama Ibu Yanti.
Setelah menikah, Bapak Rohadi bersama istrinya diutus Kiainya untuk tinggal di daerah dekat pantai utara jawa timur, beliau diutus Kiainya untuk menyiarkan ilmu agama di daerah tersebut.
Saat awal kedatangan beliau pada tahun 2003, kegiatan Prostitusi masih sangat gencar disana, banyak sekali perempuan-perempuan berpakaian minim berjajar di pinggir jalan sambil menawarkan dirinya kepada Laki-laki hidung belang, bisingnya sautan suara karaoke dari beberapa rumah di sana, hingga banyaknya penjualan minum keras dan judi.
Namun dari gelapnya kegiatan tersebut yang paling mengerikan adalah anak-anak dari para PSK di sana, mereka sudah harus melihat pemandangan tersebut sedari kecil,mereka harus hidup di lingkungan gelap yang pastinya tidk pernah mereka bayangkan dan harapkan, bahkan dari beberapa survei yang saya lakukan mereka sering menjadi korban bulliying di sekolah mereka.
Amat sangat disayangkan jika seorang anak tumbuh dengan situasi dan kondisi seperti itu, dan dari situlah Bapak Rohadi bersama keluarga berusaha merangkul anak-anak disana untuk mau mempelajari adab dan ilmu agama, bahkan beliau harus menggunakan harta pribadi untuk memperjuangkan agama islam di sana.
Ilmu agama yang diajarkan oleh bapak Rohadi dan keluarga adalah dengan yang paling dasar terlebih dahulu, seperti Iqro', salat, dll., beliau bersama keluarga mengajar secara bertahap, beliau mempekenalkan kepada anak-anak di sana untuk mengamalkan Diba' , Tahlil, dan Yasin Fadhilah.
foto anak-anak mengaji (sumber:Pinterest) .
beliau juga mengajarkan beberapa kitab tentang Tajwid, Ilmu Adab, Nahwu, dan Fiqh, semua beliau lakukan selama hampir 20 tahun, beliau bersama keluarga berusaha melakukannya dengan sabar dan ikhlas, beliau rela memberikan hartanya yang bahkan tidak seberapa itu dengan harapan anak-anak tersebut bisa terselamatkan.
ini menjadi PR bagi pemeritah daerah Jawa Timur untuk mengatasi masalah tersebut, karena Prostitusi tidak hanya merugikan para PSK, namun juga mengorbankan kehidupan anak-anak di lingkungan tersebut, masa depan anak-anak di sana yang seharusnya mampu menjadi kebanggaan bangsa dan negara harus dipertaruhkan jika tidak ada sikap dan tindakan tegas yang dilakuan pemerintah.