Lihat ke Halaman Asli

rohmad

Essada

Kenapa Kita Harus Menulis

Diperbarui: 7 Juli 2025   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi dari canva desain

Kenapa Harus Menulis?

Menulis sebagai Napas Kehidupan, Refleksi Diri, dan Warisan untuk Dunia

Oleh: Rohmad  Kontributor Kompasiana, Penulis di Joglo Pos, Majalah Cakrawala, dan Media Bhayangkara. Ilustrator di Prima Grafika 27, Pegiat Literasi, dan Penulis Antologi Pantun 1000 Guru se-ASEAN.

Ketika Kata Menjadi Nyawa

Di dunia yang bergerak cepat, penuh narasi dan distraksi, menulis menjadi cara kita menyalakan lentera dalam gelap. Ia bukan sekadar aktivitas, tetapi napas dari sebuah proses berpikir, merasakan, dan menyampaikan.
Menulis adalah perlawanan terhadap ketidakpedulian, sekaligus perwujudan cinta terhadap ilmu, manusia, dan peradaban.

Saya, Rohmad, memulai perjalanan menulis dari kecintaan terhadap bahasa dan kegelisahan akan realita. Berangkat dari cerpen di majalah cakrawala, Joglo Pos, opini di Kompasiana, ilustrasi di Majalah Visual dan Prima Grafika 27, hingga karya bersama pegiat literasi nasional dalam Antologi Pantun 1000 Guru se-ASEAN. Dari proses itu saya belajar: menulis adalah cermin diri, ruang edukasi, dan jalan perubahan.

Kenapa Kita Harus Menulis?

1. Menulis Itu Mendidik Diri Sendiri

Bagi saya, menulis adalah proses menyusun ulang dunia dalam pikiran kita. Ia melatih kita berpikir jernih, menyaring informasi, mengolah emosi, dan menyampaikan secara runtut. Saat menulis, kita belajar memahami, bukan hanya menghafal. Maka dari itu, menulis adalah proses pendidikan tertinggi untuk diri sendiri.

2. Menulis Itu Menghidupkan Nilai-Nilai

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline