Lihat ke Halaman Asli

Riki Kusnadi

Wiraswasta

Celotehan HahaHihi #15 - "Persiapan Maut"

Diperbarui: 7 Desember 2020   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Tahun 2020 merupakan tahun yang amat seram bagi kita semua. Pandemi yang berasal dari Wuhan tiba di Indonesia Maret tahun ini. Banyak nyawa yang telah direngut. Tapi tak sedikit juga bukan karena pandemi ini. 

Banyak kisah duka yang terjadi di 2020 ini. Tokoh-tokoh, orang dekat, kolega sendiri sampai dengan kolega teman. Sungguh sangat memukul tahun ini, raga demi raga kembali ke pangkuan Bapa di Surga. Btw, celotehan kali ini terinspirasi dari cerita om Alex yang ada di celotehan plot keuangan kedalam gelas itu ya. Haha

Selama 2020 ini sudah tiga orang guru saya yang meninggal, selain itu orang-orang ternama seperti Bung Glenn Fredly, Kobe Bryan dan anaknya, Didi Kempot, dan masih banyak lagi 

Semua orang akan tiba waktunya, tapi apa semua orang siap untuk menghadapinya? Pandangan setiap orang jelas berbeda. Ada yang siap ada yang takut. Bagi yang siap, tak banyak yang harus dilakukannya, hanya menikmati hari. Bagaimana dengan yang takut? Apa sih yang membuat mereka takut untuk menghadapi ajalnya? Kebanyakan orang yang sudah berkeluargalah yang akan takut akan mautnya.

Banyak hal yang membuat orang takut akan ajal, dari hal-hal yang mendasar sampai dengan yang rumit. Sering dikatakan bahwa takut meninggal karena masih banyak tanggungan, anak masih kecil, cicilan masih banyak, sumber mata pencaharian hanya dia seorang.

Jadi apa yang harus kita perbuat demi semua bisa teratasi? Pertama-tama pastinya kita harus sudah mencicil tabungan demi masa depan anak sejak awal. Selain itu jika mempunyai usaha, ajaklah anak dan istri untuk mengetahui flow kerja dari usahamu, sehingga tidak gelagapan kalo semisalnya itu terjadi. Jangan sampai usaha harus tutup karena tidak ada yang bisa melanjutkan nya.

Mencoba untuk mengajak istri untuk mendapat tambahan penghasilan sejak dini. Bukan paksaan untuk menyuruh istri bekerja, buatlah usaha yang sudah ia cita-citakan sejak dulu. Misalnya istri senang untuk membuat kue, bantulah secara modal untuk dia bisa memenuhi cita-citanya. Sehingga dia juga bisa mendapatkan penghasilan lewat hobinya itu. 

Jangan terlalu memusingkan apa yang kita tidak bisa tentukan, tapi berusahalah untuk meringankan beban semisalnya itu terjadi. So enjoy your day brosis. Jangan lupa untuk tersenyum hari ini :)

Salam satu hati

#CRABTY

*Riki Kusnadi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline