Lihat ke Halaman Asli

Rifqi Rohganda

Graduate Nusantara Business Institute Majoring In Communication Science of Broadcasting Study Program

Kisah Steve Jobs Yang Dipecat Dari Perusahaannya Sendiri

Diperbarui: 1 Oktober 2025   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Steve Jobs Picture Sumber By Pinterest

          Bagaimanapun perusahaan tempat kalian bekerja memiliki akses untuk merekrut lulusan perguruan tinggi terbaik maupun orang-orang yang lebih muda, lebih cerdas, punya etos kerja yang tiada henti, dan memiliki keterampilan interpersonal yang mengesankan. Serangkaian keterampilan tersebut menciptakan seseorang mengesankan tetapi bukan seseorang yang tak tergantikan. Kita tentu sudah mendengar sebuah kisah Steve Jobs pendiri Apple Inc yang pernah dipecat dari perusahannya sendiri dan beberapa tahun kemudian dia dipekerjakan kembali. Jobs dan Steve Wozniak memulai Apple dari sebuah garasi dan mulai mengembangkan startegi bisnis unik mereka. Keduanya punya tanggung jawab berbeda, Steve Jobs menangani bisnis dan kreativitasnya sementara Wozniak merekayasa kreasi mereka. Tentu saja, tanggung jawabnya tidak sepenuhnya kaku tapi pembagian tugas sementara itulah yang membuat Apple mampu mulai berreas dan berinovasi. Baik Steve Jobs maupun Woznaik merupakan orang muda yang belum memiliki pengalaman bisnis nyata dan mereka membutuhkan bimbingan ahli jika ingin memulai perusahaan mereka, jadi mereka membangun sebuah dewan dan mendatangkan pakar bisnis untuk membantu perusahaan teknologi yang sedang berkembang itu terus berjalan. Apple pun mulai menghasilkan produk-produk komputer revolusioner dipimpin oleh Jobs dan Wozniak yang jenius, hingga suatu saat Jobs ingin menjadi CEO tetapi dewan menolaknya.

           Salah satu penyebab penolakan tersebut ialah cara Jobs memperlakukan orang lain yang dianggap buruk dan otoriter. Jobs terkenal karena mendorong orang bekerja terlalu keras, merugikan orang lain, dan menghancurkan jembatan baik ke kiri maupun ke kanan. Dia membangun bisnis yang luar biasa tetapi membuat semua orang disekitarnya tidak bahagia. Akibatnya dewan direksi Apple yakin dia belum siap untuk peran CEO. Pada tahun 1983, Steve Jobs merekut CEO PepsiCO yaitu John Sculley untuk bekerja di Apple ironisnya orang yang direkrutnya itulah yang di kemudian hari memecatnya. Ya, Apple memecat Steve Jobs pada tahun 1985 karena perselisihan antara Jobs dengan Sculley. Perselisihan itu muncul setelah dua produk baru Lisa dan Macintosh gagal memenuhi ekspetasi penjualan. Akibatnya Jobs ogah mengurusi produk-produk Macintosh dan sangat marah dengan perubahaan tersebut sehingga membawa kasusnya langsung ke dewan direksi Apple. Hal itu benar-benar membuat bingung orang-orang di dewan direksi. Tak lama setelah percobaan permainan kekauasaan korporasi satu dari dua hal terjadi. Steve Jobs dipecat oleh dewan direksi segera setelah dia mengeluarkan kata-kata kasarnya.

         Steve Jobs kemudian mendirikan NeXT sebuah perusahaan komputer yang memproduksi komputer kelas atas, namun pada tahun 1996 NeXT dijual ke Apple seharga $429 juta. Pembelian ini akan membawa Jobs kembali ke perusahaan yang dia dirikan sejak awal. Setelah penjualan saham besar-besaran menurunkan harga saham perusahaan dewan direksi Apple memecat CEO saat itu yaitu Gill Amelio untuk mengggantikannya, dewan direksi Apple pun kembali memperkerjakan Steve Jobs dan ternyata itu adalah perekrutan yang luar biasa. Membuat diri tak tergantikan, bagaimana caranya agar kita menjadi tak tergantikan ? Dalam kehidupan menjadi pribadi yang autentik, penuh empati, dan mahir berkomunikasi adalah beberapa keterampilan yang bisa kita latih dan kuasai agar orang lain merasa membutuhkan kehadiran kita untuk membantu mereka menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam karier, terus belajar dan berkembang, serta beradaptasi terhadap perubahaan tuntutan serta tren pasar membantu kita terhindar dari PHK yang disebabkan oleh resesi, pandemi global, keputusan yang buruk, dan atasan yang angkuh.

*dislclaimer : konsep konten penulisan ini bertujuan untuk menciptakan budaya literasi yang sudah diringkas sedemikan rupa oleh penulis melalui berbagai sumber buku yang aktual.. terimakasih

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline