Lihat ke Halaman Asli

Wahai, Aku di PintuMu

Diperbarui: 2 Maret 2016   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai, terlalu pagikah ku kutok pintuMu?

Ku tahu, bahkan bumi pun masih terlelap, sepagi gelap ini

Sedang aku berjaga,

Karena aku pun tak tahu, apa ini sebuah pilihan yang kewarasannya mampu kumaklumi

 

Di luar, hujan masih menyisakan rintik

Tetapi tentu ini bukanlah rintik rintik penghabisan

Di pagi sebuta ini, tanpa ada sisa bias bulan, bakhan kerlip bintang gemintang,

Desah angin adalah bahasa sabar

 

Dan aku hanya ingin mengadu di pintuMu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline