Lihat ke Halaman Asli

Poros Jakarta – Peking di Ujung Tanduk

Diperbarui: 4 Mei 2016   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peta Kekuatan Dunia. Sumber : Dokumen Pribadi

Republik Indonesia dalam bahaya. Poros Jakarta – Peking yang dibentuk rezim merah, dalam rangka melanjutkan formula pemerintahan terakhir Soekarno, di ujung tanduk. Mirip situasi tahun 1965, kedekatan Indonesia dengan Tiongkok membuat koalisi Atlantik Utara pasang posisi serius. Sebuah gerakan kebangkitan sentimen anti tionghoa di Indonesia sedang digalang, secara bawah tanah. Kerusuhan Pribumi – Tionghoa jilid III di hadapan mata. Ada yang bilang, lebih tepat menyebut Kerusuhan Pribumi – Tionghoa jilid ke V. Terlepas dari itu, sudahkah anda mempersiapkan diri?

Sebelum masuk lebih jauh, kita harus melihat akar permasalahannya. Pada tingkat global, tentunya potensi kerusuhan Pribumi – Tionghoa di Indonesia adalah dampak dari tarik menarik antara Koalisi Atlantik Utara dan Koalisi Asia Utara. Penyederhanaan mudahnya, kompetisi global antara Bani Israel dan Bani Ching. Bani Israel memimpin Koalisi Atlantik Utara, meliputi Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, Israel dan sebagainya. Bani Ching sebagai pemimpin Koalisi Asia Utara, meliputi, Tiongkok, Rusia, Korea Utara dan sebagainya.

Berikut peta kekuatan Koalisi Dunia saat ini (fokus pada titik-titik strategis terkini)

world-map-57297e53f6927385067ab10e.jpg

Peta Kekuatan Dunia. Sumber : Dokumen Pribadi

Di Pagar Barat Koalisi Asia Utara, atau lazimnya disebut Timur Tengah, Koalisi Atlantik Utara memenangkan posisi. Terlihat pada peta di atas, penguasaan Koalisi Atlantik Utara dari Mesir hingga Afghanistan. Tersisa Pakistan dan Suriah yang masih menjadi pekerjaan rumah Koalisi Atlantik Utara. Koalisi Asia Utara pun kini bergerak vertikal dari Yaman, Saudi Arabia hingga Turki, guna memperkuat Suriah. Koalisi Asia Utara pun memperkuat hubungan dengan Pakistan. Sebab jika Pakistan jatuh ke Koalisi Atlantik Utara, maka Koalisi Asia Utara harus menyerbu Nepal dan Bhutan. Karena itu Koalisi Atlantik Utara kini serius membacking Nepal dan Bhutan, serta memicu konflik Bangladesh. Sementara Koalisi Asia Utara memperkuat Bangladesh, guna menghalau Myanmar yang direbut Koalisi Atlantik Utara.

Di Pagar Timur Koalisi Asia Utara, atau lazimnya disebut Timur Jauh, Koalisi Atlantik Utara juga menang posisi. Tiongkok sempat melobi Korea Utara dan Taiwan agar kembali menjadi provinsi Tiongkok. Sebelumnya, Tiongkok telah merebut kembali Tibet sebagai provinsi Tiongkok. Taiwan menjawab tawaran itu dengan memperkuat persenjataan yang dibeli dari AS senilai USD 51 miliar. AS memprovokasi Taiwan bahaya pendudukan paksa Tiongkok ke Taiwan sebagaimana Tibet. Alhasil, proyek Re-Unifikasi Tiongkok atas Taiwan gagal. Taiwan pilih pro AS. Korea Utara pun urung memberikan jawaban, meski tetap menjadi sekutu utama Koalisi Asia Utara.

Bagi Tiongkok, Taiwan memegang posisi penting. Tiongkok menguasai Taiwan, berarti mengamankan Hong Kong dan Shanghai. Menguasai Taiwan, juga berarti Tiongkok bisa memperkuat pos militer di Shanghai untuk menyerbu Korea Selatan. Jika Korea Selatan jatuh ke tangan Koalisi Asia Utara, maka pendudukan Tiongkok ke Jepang adalah langkah selanjutnya. Taiwan juga kunci penting Tiongkok menghalau serbuan dari Filipina, sekutu Koalisi Atlantik Utara.

Di Pagar Selatan Koalisi Asia Utara, atau lazim disebut Asia Tenggara, Koalisi Atlantik Utara juga menang posisi. Koalisi Atlantik Utara merebut Myanmar dari Tiongkok. Semula, 70% ekonomi Myanmar dikuasai Tiongkok melalui tangan pemerintahan militer Myanmar. Penemuan cadangan gas Myanmar, membuka pintu penguasaan Myanmar oleh Koalisi Atlantik Utara melalui tangan Aung San Suu Kyi. Dengan janji demokratisasi dan pemerataan ekonomi dari hasil gas, kini Myanmar jatuh ke tangan Koalisi Atlantik Utara. Meluncurlah proyek pipa gas Myanmar ke India. Itulah kenapa Tiongkok memperkuat hubungan dengan Bangladesh.

AS juga berhasil merebut Vietnam melalui kampanye ‘Pembersihan Ranjau’ hasil perang Vietnam – AS dengan sepenuhnya didanai AS. Tiongkok pun tak tinggal diam, Myanmar dan Vietnam direbut AS, Tiongkok sokong kudeta militer Thailand. Myanmar dan Vietnam, berbatasan langsung dengan Tiongkok. Dengan merebut Thailand yang berada di antara Myanmar dan Vietnam, Tiongkok bisa menghalau dari punggung dua negara itu.

Dapat dikatakan, Pagar Barat, Timur dan Selatan Bagian Barat Koalisi Asia Utara masih tergolong aman. Penyeimbangan posisi berhasil dilakukan. Namun tidak demikian pada pagar Selatan Bagian Timur. Kegagalan Tiongkok merebut Taiwan serta direbutnya Vietnam, menjadikan Hong Kong rentan tanpa pertahanan. Bila pecah perang, Hong Kong dapat diserbu dari Vietnam, Filipina dan Taiwan. Itulah sebabnya, Tiongkok kini tengah mempersenjatai provinsi Hainan (lihat peta). Hainan adalah provinsi tua yang kini menjadi daerah tujuan wisata. Namun provinsi Hainan pada awal Masehi, adalah posko militer penting. Kini Tiongkok tengah berkampanye agar masyarakat Hainan menerima perubahan status dari daerah Wisata menjadi daerah Militer.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline