Lihat ke Halaman Asli

Putri Zaenab

Mahasiswa PAI UIN JAKARTA

Menganalisis Kurikulum di Indonesia

Diperbarui: 8 Oktober 2025   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum adalah rencana atau rancangan yang dibuat untuk mencapai tujuan Pendidikan, semua yang direncanakan dalam kurikulum didasarkan pada tujuan tersebut. Karena itu, kurikulum dapat dianggap sebagai penggerak pendidikan, atau inti dari pendidikan (Suratno et al., 2022). Terdapat aspek penting dalam proses pendidikan salah satunya adalah kurikulum, tanpa adanya kurikulum struktur pendidikan akan berjalan secara tidak teratur dan tidak terorganisir. Hal ini akan mengubah pengembangan kurikulum, terutama di Indonesia. Kurikulum berfungsi sebagai acuan dalam pembelajaran sehingga dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar di beberapa jenjang lembaga Pendidikan. Kurikulum pendidikan membentuk landasan hidup berbangsa dan bernegara, yang menentukan kemana dan bagaimana kehidupannya akan berjalan di masa depan. Kurikulum harus terus berubah untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan masyarakat yang semakin melek akan teknologi.

Konsep Kurikulum Merdeka yang dirancang oleh pemerintah Indonesia memberikan arah baru bagi pendidikan di Indonesia, termasuk pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di tingkat SMA. Tujuan merdeka belajar adalah pendidik diberi kebebasan untuk merancang pembelajaran yang lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan adanya Kurikulum Merdeka, diharapkan proses pembelajaran PAI dapat lebih kontekstual, relevan, dan memberikan ruang bagi pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan karakter keislaman siswa. Namun, implementasi konsep ini dalam mata pelajaran PAI masih menghadapi berbagai tantangan, baik dari sisi kesiapan guru, sumber daya, maupun adaptasi metode pembelajaran sehingga banyak timbul pertanyaan. Apakah sekolah-sekolah saat ini sudah menerapkan Pendidikan islam dengan baik dan mampu membekali untuk mencapai tujuan Pendidikan Islam?

Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat perubahan signifikan dalam sistem pendidikan di indonesia dengan diperkenalkannya kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka. Namun, implementasi kurikulum merdeka masih menjadi perdebatan karena beberapa sekolah hanya memenuhi kewajiban administratif dengan memasukkan mata pelajaran agama ke dalam jadwal pelajaran tanpa benar-benar memastikan bahwa nila-nilai islam diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa

Saya ambil contoh dari beberapa sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka, tetapi tetap menjunjung tinggi pendidikan islam dalam pembelajaran. Adalah salah satunya sekolah saya yaitu: SMA-IT IBNU HAFIDZ SUBANG yang menyeimbangakan pembelajaran umum seperti matematika, bahasa inggris, fisika, kimia, bahasa indonesia dll. Serta pelajaran islam seperti akidah, fiqih, Al-qur'an, hadist, dan pelajaran-pelajaran islam lainnya. Yang tidak hanya mengajarkan tetapi juga menerapkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari siswa. Namun, tidak semua sekolah memiliki sistem pembelajaran yang sama. Bahkan beberapa sekolah lebih mementingkan pada aspek akademis dan mengesampingkan pendidikan karakter.

Menurut  saya terkait kurikulum pendidikan islam perlu ditingkatkan lagi. Sebab, Penilaian dalam merdeka belajar tidak hanya pada aspek akademik, tetapi lebih fokus pada peningkatan keterampilan peserta didik dan meningkatkan kualitas pendidikan islam sehingga dapat menerapkan kepada siswa bahwa pendidikan islam tidak hanya tantang menghafal surah-surah Al qur'an atau hanya memahami hukum-hukum islam, tetapi juga tentang menanamkan nilai-nilai islam serta pembentukan karakter yang baik dalam diri siswa.

Kesimpulan 

Jika ditanya mana yang bermasalah antara sistem pendidikan dan kurikulum di indonesia sekarang? Jawabannya dua-duanya bermasalah. Mengapa demikian, sebab tidak adanya tekanan dan tidak adanya dorongan terhadap siswa sehingga siswa benar-benar di merdekakan. Serta kurikulum yang kurang relevan dalam menyeimbangkan akademik dengan pendidkan islam di sekolah. Sehingga sekolah-sekolah perlu memastikan bahwa kurikulum pendidikan islam tidak hanya menjadi mata pelajaran tambahan tetapi menjadi bagian dari kehidupan sekolah. Dengan demikian siswa tidak hanya pandai dalam akademis tetapi juga memiliki karakter yang baik untuk mencapai masa depan yang baik serta menajdi penerus bangsa yang berakhlak mulia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline